Inflasi Jawa dan Sumatera Dipengaruhi Harga Beras dan Cabai
VALORAnews - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir menilai, inflasi jadi penyakit ekonomi apabila tidak dijaga pada level yang rendah dan stabil.
"Pada era Presiden Soekarno langkah penanganannya adalah sanering, penurunan nilai mata uang, pembekuan, devaluasi," kata Iskandar, ketika menjadi pemateri dihadapan 580 wartawan yang mengikuti Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia, di Jakarta, Senin (20/11/2017).
Dikatakan, pada era Presiden Soekarno, inflasi pernah mencapai angka 635 persen pada 1966. Inflasi itu diakibatkan tingginya kebutuhan untuk pembiayaan politik sehingga berdampak pada defisit APBN 1965.
Pada zaman Presiden Soeharto, pada mulanya terjadi krisis moneter yang merambat menjadi krisis multidimensi inflasi naik hingga 77,63 persen pada 1998. Langkah penanganan pada era Presiden Soeharto, adalah meningkatkan suku bunga SBI, mengucurkan BLBI, mengubah sistem nilai tukar, menunda belanja pemerintah, penutupan 16 bank yang sakit dan program pemulihan kepercayaan masyarkat
Baca juga: Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
Perkembangan inflasi nasional saat ini, sambung Iskandar, secara keseluruhan relatif terkendali. Inflasi pada Oktober 2016 mencapai 0,01 persen jika dibandingkan pada bulan sebelumnya (mom) dan 3,58 persen jika dibanding pada 2016 (yoy). Hingga Oktober 2017, inflasi mencapai 2,67 (ytd)
"Inflasi pangan terus mengalami tren penurunan sejak awal tahun dan mulai dapat dikendalikan dengan semakin intensnya koordianasi baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Bank Indonesia dalam menjaga ketersedianan pasokan dan stok," ucap Iskandar.
Dikatakan Iskandar, perkembangan inflasi regional yang rendah terjadi di sejumlah daerah terutama Sumatera dan Jawa. Secara agregat, katanya, inflasi di kedua wilayah tersebut masing-masing tercatat sebesar 0,23 persen dan 0,02 persen.
"Inflasi di Sumatera dan Jawa disebabkan oleh peningkatan harga cabai merah dan beras. Sementara di Kawasan Timur Indonesia secara agregat mencatatkan deflasi 0,30 persen," jelas Iskandar.
Baca juga: Pakaian Anak Daro dan Marapulai Kurai serta Karupuak Sanjai Ditetapkan jadi WBTb Indonesia 2024
Menurut Iskandar, inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan inflasi menurunkan daya beli masyarkat dan kesenjangan pendapatan melebar.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Resep Makanan Jepang Onigiri, Dijual Harga Rp2000 Untung Jutaan!
- Resep French Fries Renyah Ala Restoran Mewah, Bisa Jadi Ide Jualan di Rumah!
- Resep Rahasia Kroket Kentang Sosis, Bisa Jadi Ide Jualan, Sehari Cuan Rp2 Jutaan!
- Resep Bolsu Viral Lumer, Bisa Jadi Ide Jualan Sebulan Omzet Rp15 Juta!
- IRT Merapat! Ini 5 Resep Masakan Tumis Sayuran, Modal Rp15 Ribuan Enak & Bikin Ketagihan!
Mahmud Marhaba Lantik Pengurus Provinsi dan Daerah PJS se-Gorontalo
Nasional - 12 November 2024
Fadli Zon Raih 2 Rekor MURI, Ini Alasan Jaya Suprana
Nasional - 03 November 2024