Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi masih Rendah

Jumat, 10 November 2017, 16:18 WIB | Wisata | Kab. Padang Pariaman
Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi masih Rendah
Petugas medis Puskesmas Lubukalung, memeriksa warga yang akan menjalani test IVA, Kamis (9/11/2017). Test ini terkait deteksi dini kanker serviks. (istimewa)

VALORAnews - Masyarakat dampingan Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat (LP2M), bersiondoh melakukan tes IVA di Puskesmas Lubukalung, Kecamatan Lubukalung, Kamis (9/11/2017). Tes IVA ini dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepedulian perempuan terhadap hak kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi, untuk mencegah berbagai penyakit reproduksi.

"Dari 31 orang yang mendaftar, hanya 22 orang yang dilakukan tes disebabkan tidak semua memenuhi syarat untuk pelaksanaan tes IVA. Jumlah tersebut walaupun cukup besar, namun masih jauh dari harapan," ungkap petugas Puskesmas Lubukaluang, Reza Mandasari.

Pemeriksaan IVA dilakukan sebagai upaya deteksi dini kanker leher rahim (serviks) bagi perempuan. Tes IVA dapat dilakukan dengan cepat, hanya 1 menit dan beberapa saat kemudian hasilnya diketahui. Tes IVA tanpa biaya yang mahal bahkan gratis bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional.

"Tes IVA dapat mendeteksi dini kanker leher rahim distadium awal, untuk dapat ditangani secara cepat sebelum berlanjut kestadium lebih lanjut yang dapat menyebabkan kematian," terangnya.

Baca juga: Bio Farma Nobatkan Yulistra Ivo jadi Duta Kanker Servik Kalimantan Tengah

Reza melanjutkan, saat ini baru sekitar 30 persen masyarakat melakukan tes IVA dari 100 persen yang diharapkan pemerintah. Hal ini, menurutnya, disebakan masih lemahnya kesadaran masyarakat untuk melakukannya.

"Perempuan melakukan tes IVA masih jauh dari harapan, baru 30 persen dari 100 persen target pemerintah. Butuh penyadaran yang terus-menerus digalakkan ke masyarakat." terang Reza.

Sementara, aktivis LP2M, Sri Ambarwati, memang kesadaran perempuan terhadap pemeriksaan dini kanker rahim masih rendah, padahal kanker leher rahim salah satu penyebab terbesar bagi kematian perempuan. Hal ini dikarenakan masyarakat masih banyak yang belum tahu tentang pemeriksaan IVA. Baik itu soal manfaat dilakukan tes, dimana dilaksanakan dan bagaimana syaratnya.

Selain itu, menurutnya, bagi perempuan yang sudah tahu pun, enggan melaksanakan tes IVA karena masih menganggap tabu dan belum merasakan gejala apa-apa. Padahal, lanjutnya, kanker serviks stadium awal belum menampakkan gejala.

Baca juga: Perusahaan Farmasi Amerika Lakukan Technical Visit ke Bio Farma, Ini Kata Honesti Basyir

"Butuh pemahaman yang kritis terhadap perempuan terutama terkait hak reproduksi perempuan agar memahami tentang organ-organ perempuan serta pentingnya menjaga dan mencegah penyakit kesehatan perempuan," terang Sri Ambarwati.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: