Komisi Kesehatan DPR RI Kunjungi Sumbar karena Banyak Kejadian Luar Biasa
VALORANews - Anggota komisi IX DPR RI, Syuir Syam menilai, Provinsi Sumatera Barat selayaknya memiliki tujuh unit Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Saat ini, Sumbar hanya memiliki satu Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BB POM) yang melayani 19 kabupaten/kota.
Hal itu disampaikannya, ketika mengadakan kunjungan kerja spesifik Komisi IX DPR RI, dalam rangka pengawasan peredaran makanan bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1438 H/2017 M di Padang, Jumat (9/6/2017).
"Idealnya, setiap tiga kabupaten/kota, memiliki satu kantor perwakilan BPOM sehingga setiap mudah mengawasi peredaran obat dan makanan apalagi saat serbuan produk luar semakin gencar. Khusus Kabupaten Mentawai, karena faktor geografis wajib memiliki balai sendiri," paparnya.
Mantan walikota Padangpanjang tersebut meminta pemerintah kabupaten/kota, agar segera mengusulkan daerahnya untuk membangun BPOM beserta fasilitasnya.
Baca juga: PDIP Sumbar: KPU Wajib Buat Peraturan Merujuk Keputusan Mahkamah Konstitusi
"Kalau usulan sudah masuk, kami di Komisi IX akan mendorong pemerintah pusat agar segera merealisasikannya," tambahnya.
Ke-13 anggota komisi IX DPR RI yang diketuai mantan Wagub Jabar, Dede Yusuf, mengadakan tatap muka dan dialog dengan Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, kepala BBPOM Sumbar, Zulkifli dan sejumlah pejabat SKPD.
Pada kesempatan itu, Dede Yusuf menjelaskan, Sumbar dipilih sebagai daerah kunjungan karena masih banyaknya terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti keracunan makanan. Selain itu, khusus bulan , Sumbar terkenal dengan keaneka ragaman kuliner (takjil) yang diolah secara rumahan, sehingga perlu dilakukan pengawasan dan edukasi tentang bahan makanan yang mengandung zat berbahaya.
Sementara, Zulkifli melaporkan, pihaknya sebelum Ramadhan bekerjasama dengan lintas sektoral telah turun kelapangan guna melakukan pengawasan terhadap produk-produk yang beredar.
Baca juga: Keluarga yang Sehat Lahirkan Generasi Berkualitas dan Berdaya Saing
Zulkifli menambahkan, hal menonjol yang selalu ditemukan adalah penggunaan pengawet (borax) dan pewarna pakaian yang mengandung Rodamin B. Selain itu, juga terdapat kasus ikan yang masuk ke Sumbar yang berasal dari daerah lain yang mengandung formalin.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro
- INews TV Nobatkan Gubernur Sumbar jadi Penerima Pimpinan Daerah Award 2024, Ini Alasannya
- Kembangkan Pariwisata Sumbar, Gubernur Sumbar Temui Wamenparekraf
- Gubernur Sumbar Inginkan Rumah Siti Nurbaya di Studio Alam TVRI Direvitalisasi, Ini Alasannya
- Festival Maek akan Dihadiri Arkeolog dan Seniman Dunia, Supardi: Peradaban Megalitik Maek Potensi Mengubah Sejarah Asia