Jinih Nan Ampek Perpanjangan Tangan Tegakkan Ajaran Islam
VALORAnews - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota melalui Bagian Kesejahtraan Rakyat (Kesra), menggelar pelatihan Jinih Nan Ampek, kepada 52 orang peserta yang terdiri dari Imam, Khatib, Bilal dan Qadhi dari berbagai Kecamatan di Kabupaten itu, di Payakumbuh, Senin (15/5/2017).
Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi dalam sambutannya mengatakan, acara ini merupakan pemahaman, pengetahuan dan presepsi yang sama tentang 'Tau jo Nan Ampek' baik secara teori maupun secara teknis dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia(SDM).
Menurut dia, Peran agama, adat dan budaya sangat dominan menentukan tatanan kehidupan masyarakatnya. "Tau jo nan Ampek adalah bagian dari adat dan budaya minangkabau, ini merupakan aspek yang berhubungan dengan normatif, sedangkan menurut budaya adalah aspek yang berhubungan dengan prilaku manusia," terang Irfendi ketika membuka secara resmi kegiatan ini.
Dikatakan, jati diri orang Minangkabau minimal dibangun dari tiga jati diri. Yakni, mempunyai emosional yang stabil bersumber dari adat, mempunyai spritual yang mantap bersumber dari agama dan mempunyai intelektual yang tinggi yang bersumber dari ilmu dan pendidikan.
Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar
"Menurut pakar adat dan budaya bahwa Tau jo Nan Ampek merupakan dialektika, logika dan sistematika alam takambang jadi juru. Orang yang tau jo Nan ampek adalah orang yang mengenal dirinya, karena orang yang kenal dirinya maka mereka akan kenal dengan tuhannya," sebut Irfendi.
Dijelaskan, saat ini Jinih Nan Ampek sudah mulai menghilang di tengah peradaban manusia sebagai akibat dari era digital yang sangat memoengaruhi pola kehidupan manusia. "Terkait persoalan tersebut, guna mengembalikan fungsi jini nan ampek ditengah masyatakat adalah salah satunya dengan melakukan pemberdayaan dan pengatahuan, salah satunya pelatihan jinih ini," sebutnya.
Dikatakan, perlunya dilakukan pelatihan ini karena orang Jinih Nan Ampek merupakan perpanjangan tangan para ulama untuk menenggakkan dan mensyiarkan ajaran agama islam kepada anak dan kemanakan yang ada di Nagari. "Sehingga dengan demikian apa yang menjadi target dan sasaran menjadi terwujud," sebut Irfendi.
Menurutnya, sebagai kepala daerah dirinya menginginkan adanya perubahan pada setiap sisi kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik. Artinya, kesejahtraan masyarakat betul-betul akan diwujudkan dan kemiskinan secara bertahap secara bertahap dikurangkan.
Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya
Sementara itu, Laporan Kepala Bagian Kesra, Arwital dalam laporannya mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pencerahan, pengetahuan dan pemahaman yang sama tentang konsep kepemimpinan Jinih Nan Ampek serta tugas dan fungsinya di masyarakat.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya