Puji Atmoko Jelaskan 'Palu Arit' di Uang Rupiah Emisi 2016 ke Anggota DPRD Sumbar
VALORAnews - Kepala Perwakilan BI Sumbar, Puji Atmoko menjelaskan uang rupiah baru emisi 2016 --diluncurkan pada 19 Desember 2016-- yang beberapa waktu terakhir, jadi pergunjingan di media sosial (medsos).
"Soal pahlawan yang digunakan atau gambar yang dipakai serta ornamen lainnya, semua mengacu pada UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Penetapan juga melalui serangkaian pembahasan komprehensif yang hasilnya ditetapkan dengan Keputusan Presiden," ungkap Puji Atmoko dihadapan anggota DPRD Sumbar, usai tutup masa sidang 2016 dan buka masa sidang I pada 2017, Jumat (30/12/2016).
Dikatakan Puji, uang rupiah emisi 2016 ini diproduksi serentak sebanyak 11 jenis pecahan. Terdiri dari 7 uang kertas dan 4 uang logam. Sejumlah perbedaan mendasar di antaranya yakni ditulis Uang NKRI, ditandatangani gubernur BI dan Menteri Keuangan, tanda baca bagi tuna netra dan lainnya.
Selain itu, Puji juga mengungkapkan, tingginya aktivitas masyarakat Sumbar yang masih menggunakan uang kartal dalam setiap transaksi keuangan. Ini dapat diindikasikan dengan jumlah uang yang diracik (dihancurkan) BI perwakilan Sumbar setiap tahunnya
Baca juga: Hendra Irwan Rahim: Peredaran Narkoba harus Diantisipasi sejak Dini
"Pada 2015 lalu, uang yang diracik untuk kemudian dimusnahkan mencapai angka Rp6,6 triliun. Sedangkan hingga November 2016 ini, telah mencapai angka Rp5 triliun lebih," tukas Puji Atmoko.
"Seharusnya, transaksi non tunai harus makin dimasssifkan. Saat ini, baru pembayaran pajak di Samsat, tiket bus Trans Padang, parkir meter di Padang maupun transaksi perbankan non tunai yang ada geliatnya," tambah Puji.
Selain itu, Puji Atmoko mengungkapkan, dari 11 jenis pecahan uang rupiah yang baru, ada dua pecahan bernuansa Minangkabau. Yakni pecahan Rp100.000 dengan gambar Pahlawan Nasional, Bung Hatta serta pecahan Rp2.000, dengan gambar Ngarai Sianok dan penari piring.
Selain itu, pencetakan uang dilaksanakan di Perum Peruri sesuai perintah UU tentang Mata Uang. Soal gambar yang dipersepsikan palu arit yang ramai di media sosial, terang Puji, sebenarnya bukan demikian.
Baca juga: Hendra Irwan Rahim: Koperasi itu Enak Dibicarakan, Susah Dilaksanakan
"Ini merupakan teknik pengamanan uang, yaitu gambar yang saling mengisi (rectoferso) yang jika diterawang, maka akan muncul utuh logo BI. Ini sudah dikenalkan sejak 2001 lalu pada mata uang kita. Teknik ini juga dipakai di berbagai negara seperti Inggris dengan poundsterling, baht (Thailand), won (Korea Selatan) dan lainnya," tukas Puji.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- SPFC Tetapkan GHAS jadi Homebase Liga 1, MoU Diajukan 3 Mei 2024, Ini Penjelasan Kadispora
- 5 Videotrone Pemprov Siarkan Live Indonesia vs Irak, Lokasinya di Padang, Sawahlunto dan Alahan Panjang
- Deal! Homebase SPFC Tetap di GHAS, Mahyeldi Berterimakasih atas Perhatian Legislator di Senayan
- Pengurus IPSI Sumatera Barat Ikuti Bimtek Peningkatan Kapasitas, Ini Pesan Ketua DPRD Sumbar
- Karateka Shokaido Sumatera Barat Ikuti Kejurnas di Bengkalis, Ini Pesan Suwirpen Suib