Chezu Tinbade Indonesia

Kamis, 15 Desember 2016, 02:12 WIB | Kuliner | Nasional
Chezu Tinbade Indonesia
Tim Dompet Dhuafa, bersama para pengungsi di pengungsian muslim Dar Paing, Kota Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar. (istimewa)

Tei Mo adalah satu dari sekitar 1.500 jiwa pengungsi di kamp Dar Paing, Sittwe. Mereka berasal dari daerah yang jauh dari Sittwe, namun masih dalam Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Menurut informasi Aung Soe Moe, sebanyak 14 kamp pengungsi muslim Myanmar berada di Sittwe.

Kebersihan dan Gizi Memprihatinkan

Selain menyalurkan bantuan, kami juga melihat kondisi kamp secara menyeluruh. Kami berkeliling memperhatikan kondisi pengungsi dan lingkungan kamp. Pantauan ini selanjutnya menjadi bahan pertimbangan untuk tim berikutnya terkait program bantuan lanjutan yang bisa diberikan.

Baca juga: Bhabinkamtibmas Polsek Sipora Asuh Remaja Beraktivitas Sepakbola

Meski mereka terlihat bisa hidup dengan tenang, mereka sejatinya hidup bersama ketidaknyamanan. Topografi kamp yang penuh debu ditambah cuaca Sittwe yang terik adalah kombinasi ketidaknyamanan hidup pengungsi. Sanitasi kamp yang jauh dari kata bersih dan minimnya pasokan air menyempurnakan ketidaknyamanan.

Konsekuensi atas kondisi tersebut sangat jelas tesaji di depan mata kami. Tubuh anak-anak pengungsi yang kurus menjadi pemandangan di kamp. Beberapa di antara mereka bahkan terlihat kekurangan gizi atau malnutrisi: perut buncit besar, namun seluruh badan amat kurus. Dari segi sandang, pakaian mereka usang. Sebagian besar mereka berjalan tanpa alas kaki.

Pemandangan serupa juga terlihat di Desa Aung Mingalar, wilayah distribusi bantuan kami lainnya di Sittwe. Desa Aung Mingalar bukanlah kamp pengungsian. Ia adalah sebuah desa di Sittwe yang dihuni komunitas muslim Myanmar. Namun sejak 2012, kehidupan mereka seolah berada di pengungsian. Di perbatasan desa, mereka dijaga aparat bersenjata.

Sebagian mereka takut untuk keluar dari desa. Krisis kemanusiaan yang berkecamuk masih menghadirkan trauma dan ketakutan. Sebagaimana pengungsi di Dar Paing, hidup warga Aung Mingalar yang berjumlah sekitar 2.000 jiwa ini tergantung bantuan dari lembaga kemanusiaan.

Melihat secara langsung di lapangan, kami bisa sampaikan selain makanan pokok, kebutuhan asupan makanan bergizi, pasokan air bersih, dan pendampingan kesehatan jelas bisa menjadi prioritas bantuan selanjutnya.

Misi kemanusiaan yang kami emban di Myanmar ini amat memberikan pelajaran yang luar biasa. Berdialog langsung dengan para pengungsi muslim di Sittwe mengentak dada kami. Menampar kami yang acapkali tidak bersyukur dalam hidup, sementara mereka hidup dalam ketidakpastian, kehimpitan, dan ketergantungan. Kampung halaman mereka entah bagaimana nasibnya. Mayoritas mereka kehilangan keluarga tercinta akibat krisis kemanusiaan yang bergejolak.

"Chezu tinbade (terima kasih), masyarakat Indonesia," ujar Dil Muhammad, seorang kakek warga Desa Aung Mingalar kepada kami usai menerima bantuan amanah masyarakat Indonesia. Dil Muhammad begitu senang seakan didatangi keluarga jauh. Kami memang keluarga Anda, Kakek Dil Muhammad. Atas nama kemanusiaan, mereka keluarga kita. (*)

Halaman:
IKLAN NOMOR URUT PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR PEMILIHAN 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan:
IKLAN CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG PEMILIHAN SERENTAK 2024
IKLAN TOLAK POLITIK UANG PEMILIHAN SERENTAK 2024 KPU SUMBAR
IKLAN SOSIALISASI NOMOR URUT CALON BUPATI-WAKIL BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI