Inilah Profil 10 Penerima Award Yayasan Pusako Minangkabau
Ratusan ribu kaset karya Yus Datuk Perpatih tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara. Tidak hanya orang Minang yang mendengar karya-karyanya, beberapa peneliti dan pengagum budaya Minangkabau pun turut mengoleksinya. Meski kaset tidak lagi diputar orang, karya Yus Datuk Parpatiah tetap bisa dinikmati melalui format MP3, atau melalui media CD dan VCD. Beberapa videonya pun beredar di YouTube.
Yus Datuak Parpatiah dengan nama lahir Yusbir merupakan anak dari pasangan Abdul Jalil dan Syafiyah. Ia dilahirkan di Nagari Sungai Batang, Agam, Sumatra Barat, pada 7 April 1939. (*)
YUSRIZAL KW, lahir 2 November 1969, saat ini di Indonesia, lebih dikenal sebagai aktivis literasi. Pergerakannya di dunia sosial, terutama gerakan membaca dan menulis, sejak tahun 2000-an, telah diganjar tiga penghargaan, antara lain Anugerah Sastra dari Balai Bahasa, Pin Emas dari Walikota Padang serta Anugerah Literasi MInangkabau dari Gubernur Sumatera Barat.
Om Kawe, begitu ia banyak disapa kaum muda, dikenal sebagai salah seorang founder Ruang Baca Tanah Ombak, yang Agustus lalu komunitasnya meraih Juara 1 Gramedia Reading Community Competition Regional Sumatera, setelah menyisihkan 825 komunitas seluruh Indonesia. Fokus gerakannya, lebih kepada pelejitan potensi anak-anak dan remaja, karena ia menganggap itulah Indonesia masa depan.
Sebagai cerpenis, kumpulan cerpennya telah diterbitkan Harian Kompas berjudul "Kembali ke Pangkal Jalan", Hasrat Membunuh terbitan Dian Aksara Pers, serta sebuah kumpulan puisi "Interior Kelahiran" dengan penerbit Angkasa Bandung. Saat ini KW dipercaya sebagai Redaktur Budaya Harian Padang Ekspres, yang sejak 2005, member ruang khusus dan terhormat bagi tulisan berbahasa Minang atau khasanah Minang yang bermanfaat pengayaan bagi masyarakat. Kolom khususunya Rasakata selama lima tahun di Padang Ekspres, telah memperkenalkan kata atau kosa kata unik Minangkabau yang saat ini nyaris tak terdengar lagi dalam percakapan orang Minang. Saat ini, sebagai Ketua Komunitas Padang Membaca, tengah menyiapkan gerakan Literasi Surau. (*)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro