Peneliti Indonesia Masih Sedikit, M Nasir: Peran Swasta Dibutuhkan Perguruan Tinggi
VALORAnews - Hasil riset perguruan tinggi di Indonesia, masih didominasi ilmu sosial, masih lemah dibidang eksakta. Untuk biaya riset, seperti Singapura, sudah ditanggung swasta sebesar 80 persen, sedangkan pemerintah 20 persen.
"Untuk kita di Indonesia,pemerintah 64 persen dan swasta baru 24 persen. Angkanya berbanding terbalik dengan kita di Indonesia," kata Menteri Riset dan Dikti, Prof M Masir pada kuliah umum dalam rangka Lustrum XII (60 tahun Unand), Jumat (12/8/2016) di Convention Hall Unand Kampus Limau manih.
Dalam kuliah umum yang dihadiri ribuan mahasiswa itu, M Nasir menegaskan, setiap perguruan tinggi harus memperkuat riset bagi dosen, baik jurnal nasional maupun internasional. Selama ini, para dosen banyak yang meneliti, tapi terkadang masih belum banyak yang terpublikasi di jurnal.
"Dibidang penelitian kita masih jauh tertinggal dari negara lain contohnya saja Korea dan Singapura," tegas mantan Rektor Undip, Semarang itu.
Baca juga: Dosen Pemula Mesti Lahirkan Riset yang Implementatif
Di luar negeri, terang pria yang juga Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi PB NU, hasil riset sudah menjadi output bagi dunia industri sampai 60 persen. Sementara, di Indonesia hasil riset hanya 16,7 persen pengaruhnya ke industri.
Sementara, Rektor Unand, Prof Tafdil Husni menyampaikan, kedatang Prof M Nasir ini merupakan kunjungan pertama ke Unand, sejak menjabat Menristek Dikti. Dikatakannya, kampus Unand merupakan kampus tertua di luar pulau Jawa yang didirikan oleh tokoh pendiri bangsa Dr Mohammad Hatta.
Unand juga menjadi kampus terbesar di Sumatera. Mahasiswa Unand berjumlah 27 ribu orang lebih, dengan jumlah dosen sebanyak 1.300 orang, dimana 500 orang di antaranya telang bergelar doktor (S3). Sebanyak 10 persen di antaranya juga sudah berstatus guru besar.
"Alhamdilillah, dalam bidang penelitian, Unand termasuk kelompok kelas mandiri dengan jumlah 2.047 artikel, di antaranya 843 artikel yang sudah terindex Scopus. Dengan begitu, saat ini Unand berada diurut 11 di seluruh Indonesia dalam bidang riset," ungkap Tafdil yang sebelumnya menjabat Dekan Fakultas Ekonomi Unand itu.
Baca juga: Penelitian Sosial di Masa Pandemi, Airlangga: Membantu Pemerintah Merumuskan Kebijakan
Ia menambahkan, saat ini dan kedepan, Unand akan meningkatkan peran guru besar, dengan meluncurkan program penelitian internasional. "Nantinya, guru besar harus melibatkan para doktor, mahasiswa pascasarjana doktor, sehingga bisa membantu calon-calon doktor muda," tukasnya.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Bapemperda DPRD Sumbar Konsultasikan Prolegda Tahun 2025 ke Kemendagri, Ini Hasilnya
- Perwira Polisi Ditembak di Solok Selatan, Ini Analisis PBHI Sumbar
- Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
- Debat Pamungkas Pilgub Sumbar Diwarnai Saling Sindir dan Isak Tangis
- Pemprov Sumbar Bangun Sinergisitas Pemungutan Opsen Pajak Daerah