Ferizal Sosialisasikan Tradisi Bakajang di RRI Pro-3 FM
VALORAnews - Tradisi Bakajang di Nagari Gunuangmalintang, merupakan salah satu ikon seni budaya masyarakat di Limapuluh Kota. Pemkab setempat menyatakan, bakal terus mendorong agar tradisi ini dapat terus dilestarikan masyarakat, sebagai upaya menjaga tradisi sekaligus mambangkik batang tarandam.
"Bakajang, merupakan pekan alek nagari, yang digelar guna memeriahkan hari raya Idul Fitri di Kabupaten Limapuluh Kota," kata Wabup Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan saat jadi narasumber dialog interaktif di RRI Pro-3 FM Padang, Minggu (26/6/2016) pagi.
Dalam on-air di radio nasional itu yang dipandu penyiar, Ferizal, turut mengajak Kabid Pariwisata, Refrison serta dua tokoh adat Kenagarian Gunuangmalintang sebagai narasumber. Salah satunya Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN), Dt Bandaro serta seorang anggota kerapatan adat.
Ferizal memaparkan, Bakajang merupakan salah satu tradisi silaturrahmi yang dilakukan masyarakat Gunuangmalintang, dengan menggunakan perahu/sampan. Alek ini biasanya dilakukan setelah hari raya Idul Fitri, dengan tujuan meningkatkan silaturrahmi diantara anak kemenakan 4 suku, di Batang Mahat.
Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar
Acara alek Bakajang, merupakan warisan nenek moyang yang terus digalakkan masyarakat hingga sekarang. "Bakajang juga berarti 'memperbaharui'. Dulu, pelaksanaan manjalang sanak saudaro ini, dilakukan memakai sampan. Ini lah yang dilakukan para pendahulu, yang kini masih menjadi tradisi," papar Ferizal.
Adapun Batang Mahat yang melintasi Nagari Gunuangmalintang, lanjutnya, pada zaman dulu merupakan salah satu akses alternatif yang digunakan masyarakat, mengingat pada waktu itu belum ada akses jalan sebagai jalur penghubung antara satu daerah ke daerah lain. Biasanya, alek Bakajang dimulai pada hari ke-4 di Bulan Syawal.
Setelah menyosialisasikan sejarah tradisi Bakajang, Ferizal sempat menerima telepon dari para pendengar RRI Pro-3. Salah satunya dari seorang penelpon bernama, Haryono, asal Madiun. Kepada dia, Haryono sempat menanyakan, berbagai hal terkait tradisi Limapuluh Kota, termasuk apa saja destinasi wisata yang ada di daerah tersebut.
Salah satu penelpon lain, Biwisono juga menanyakan upaya pelestarian atau penggunaan "logat" bahasa daerah di daerah Limapuluh Kota. Ferizal sempat menjawab berbagai pertanyaan para pendengar setia RRI Pro-3. Termasuk menyosialisasikan salah satu program pariwisata Pemkab 'Harau Menuju Dunia'. (rls)
Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya