Ferizal Sosialisasikan Tradisi Bakajang di RRI Pro-3 FM

Minggu, 26 Juni 2016, 23:55 WIB | Wisata | Kab. Lima Puluh Kota
Ferizal Sosialisasikan Tradisi Bakajang di RRI Pro-3 FM
Wabup Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan bersama Kabid Pariwisata Refrison serta dua tokoh adat Kenagarian Gunuangmalintang, menyosialisasikan tradisi Bakajang ke pendengar RRI Pro 3 FM. Sosialisasi ini juga disiarkan secara nasional oleh LPP RRI Padang. (hum
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Tradisi Bakajang di Nagari Gunuangmalintang, merupakan salah satu ikon seni budaya masyarakat di Limapuluh Kota. Pemkab setempat menyatakan, bakal terus mendorong agar tradisi ini dapat terus dilestarikan masyarakat, sebagai upaya menjaga tradisi sekaligus mambangkik batang tarandam.

"Bakajang, merupakan pekan alek nagari, yang digelar guna memeriahkan hari raya Idul Fitri di Kabupaten Limapuluh Kota," kata Wabup Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan saat jadi narasumber dialog interaktif di RRI Pro-3 FM Padang, Minggu (26/6/2016) pagi.

Dalam on-air di radio nasional itu yang dipandu penyiar, Ferizal, turut mengajak Kabid Pariwisata, Refrison serta dua tokoh adat Kenagarian Gunuangmalintang sebagai narasumber. Salah satunya Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN), Dt Bandaro serta seorang anggota kerapatan adat.

Ferizal memaparkan, Bakajang merupakan salah satu tradisi silaturrahmi yang dilakukan masyarakat Gunuangmalintang, dengan menggunakan perahu/sampan. Alek ini biasanya dilakukan setelah hari raya Idul Fitri, dengan tujuan meningkatkan silaturrahmi diantara anak kemenakan 4 suku, di Batang Mahat.

Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar

Acara alek Bakajang, merupakan warisan nenek moyang yang terus digalakkan masyarakat hingga sekarang. "Bakajang juga berarti 'memperbaharui'. Dulu, pelaksanaan manjalang sanak saudaro ini, dilakukan memakai sampan. Ini lah yang dilakukan para pendahulu, yang kini masih menjadi tradisi," papar Ferizal.

Adapun Batang Mahat yang melintasi Nagari Gunuangmalintang, lanjutnya, pada zaman dulu merupakan salah satu akses alternatif yang digunakan masyarakat, mengingat pada waktu itu belum ada akses jalan sebagai jalur penghubung antara satu daerah ke daerah lain. Biasanya, alek Bakajang dimulai pada hari ke-4 di Bulan Syawal.

Setelah menyosialisasikan sejarah tradisi Bakajang, Ferizal sempat menerima telepon dari para pendengar RRI Pro-3. Salah satunya dari seorang penelpon bernama, Haryono, asal Madiun. Kepada dia, Haryono sempat menanyakan, berbagai hal terkait tradisi Limapuluh Kota, termasuk apa saja destinasi wisata yang ada di daerah tersebut.

Salah satu penelpon lain, Biwisono juga menanyakan upaya pelestarian atau penggunaan "logat" bahasa daerah di daerah Limapuluh Kota. Ferizal sempat menjawab berbagai pertanyaan para pendengar setia RRI Pro-3. Termasuk menyosialisasikan salah satu program pariwisata Pemkab 'Harau Menuju Dunia'. (rls)

Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan:
IKLAN NOMOR URUT CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG 2024