Tak Sekolahkan Anak, Ferizal: Orang Tua Akan Dapat Sanksi Sosial
VALORAnews - Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan meminta seluruh masyarakat utamanya para orang tua, terus mendorong kemauan anak para generasi penerus bangsa, untuk melanjutkan setiap jenjang pendidikan. Sebab, pendidikan adalah modal utama pembangunan daerah dalam jangka panjang.
"Kami ingatkan khusus bagi para orang tua, kami tidak ingin mendengar ada anak-anak kita, generasi penerus bangsa, yang tamat hari ini, tidak melanjutkan pendidikannya. Kami tidak ingin. Tidak boleh ada yang putus sekolah, apa pun alasannya," kata Ferizal, saat menghadiri perpisahan murid kelas VI SD se-Kenagarian Maek, Bukik Barisan, Sabtu (21/5/2016).
Fenomena yang jadi budaya masyarakat di Limapuluh Kota saat ini, sebutnya, yaitu tidak adanya kepedulian terhadap pendidikan anak. Dia bahkan menegaskan, jika ada orang tua yang dengan sengaja menghalangi atau tidak memberi dorongan kepada anaknya untuk melanjutkan pendidikan, maka akan diberikan semacam sanksi sosial.
Kendati tidak merinci sanksi sosial apa yang akan diberikan kepala daerah, namun Ferizal mengaku, ia sangat serius atas imbauannya itu. Para tokoh masyarakat seperti Niniak Mamak, diminta terus mengawasi fenomena daerah terhadap kepedulian pendidikan. Menurutnya, persoalan ekonomi atau pun faktor lain tidak boleh menjadi alasan untuk kelangsungan pendidikan bagi para anak dan kemenakan.
Baca juga: Ibu Muda beserta Dua Balitanya Ditemukan Terlantar di Limapuluh Kota
Karena pemerintah sudah mencanangkan wajib belajar 12 tahun, hingga ke jenjang perkuliahan. Dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah 2016-2021, pihaknya lebih memprioritaskan pembangunan di sektor pendidikan. Artinya, proritas penyusunan anggaran daerah, untuk perubahan tahun 2017, sekitar 60 persen bakal dititikberatkan di sektor pendidikan.
Keseriusan pembangunan di bidang pendidikan menjadi visi-misi kepala daerah Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan. Salah satu visi daerah dalam jangka panjang, katanya, adalah mencetak 50 ribu lulusan sarjana di Limapuluh Kota. "Saat ini, jangankan mau jadi PNS, untuk jabatan Satpam saja kualifikasinya, harus memiliki ijazah S-1," tuturnya.
Putra Lareh sago Halaban itu menyebut, ke depan berbagai tantangan baik persaingan ekonomi dan teknologi semakin komplek. Masyarakat Limapuluh Kota, mustahil akan mampu bersaing, tanpa dibekali sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan yang memadai. Oleh sebab itu, salah satu langkah pemerintah daerah, yakni menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan.
Selain di Maek, sepanjang Sabtu kemarin, Ferizal juga menghadiri acara perpisahan di SMPN 1 dan SMPN II, Kecamatan Lareh Sago Halaban. Disana, dia juga memberikan motivasi kepada seluruh siswa, tenaga pendidik serta wali murid, agar sama-sama menyadari, arti pentingnya pendidikan bagi pembangunan daerah. (rls)
Baca juga: Jumlah Kasus Covid19 Limapuluh Kota Berbeda, Ferizal: Jangan Fokus ke Data Sampel
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya