Gejolak Harga Pangan Biang Kerok Tingginya Inflasi

Jumat, 04 Maret 2016, 13:14 WIB | Olahraga | Provinsi Sumatera Barat
Gejolak Harga Pangan Biang Kerok Tingginya Inflasi
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menggelar operasi pasar untuk meredam naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok pada Februari lalu (humas)

VALORAnews---Bank Indonesia Wilayah Sumbar mencatat, komoditas kelompok pangan bergejolak (volatile food) menjadi sumber utama tingginya tekanan inflasi Sumbar. Kelompok ini mencatatkan inflasi bulanan sebesar 1,51 persen (mtm).

"Sementara inflasi kelompok harga barang-barang yang diatur pemerintah (administered price) dan inflasi inti (core) masing-masing tercatat sebesar 0,87 persen (mtm) dan. Deflasi 0,77 persen (mtm)," ujar Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumbar Puji Atmoko dalam rilis yang dipublish Humas Pemprov Sumbar, Jumat (4/3/2016).

(baca: Februari, Inflasi Sumbar Naik Tajam)

Komoditas beras dan cabai merah, katanya, memberikan sumbangan yang tinggi pada inflasi kelompok volatile food seiring dengan curah hujan yang tinggi dan banjir yang terjadi di beberapa sentra produksi Sumbar.

Baca juga: Banjir Sumbar Ikut Picu Inflasi

Pada kelompok administered price, sumber tekanan utama berasal dari kenaikan harga tiket angkutan udara meskipun masih berada dalam periode low season. Khusus kelompok inti, komoditas seperti mobil, sepeda motor dan emas perhiasan memberikan andil yang cukup tinggi dalam pembentukan inflasi.

Sementara itu, adanya peningkatan bea balik nama dan penambahan aksesoris (facelift) berdampak pada kenaikan harga mobil dan motor. Tren peningkatan harga emas global yang ditengarai akibat meningkatnya permintaan berdampak pada peningkatan harga emas domestik.

Periode Februari 2016 diwarnai adanya deflasi pada komoditas bawang merah seiring dengan panen di wilayah sentra Nganjuk dan Brebes, penurunan harga BBM serta penurunan tarif listrik yang dilakukan bertahap sejak Desember 2015 hingga Februari 2016. (lok)

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: