Gandum Selamatkan Petani Sayuran di Alahan Panjang

Selasa, 19 Januari 2016, 18:45 WIB | Kabar Daerah | Kab. Solok
Gandum Selamatkan Petani Sayuran di Alahan Panjang
Tenaga ahli PAT-PKP Unand, Prof Helmi (dua dari kiri) bersama kolega, memerhatikan tanaman gandum di demplot yang tengah diteliti mahasiswi S-1 dan S-2 Fakultas Pertanian Unand, Sabtu (16/1/2016). Gandum ini telah menghasilan 40 orang sarjana pertanian di

VALORAnews - Pusat Alih Teknologi dan Pengembangan Kawasan Pertanian (PAT-PKP) Universitas Andalas (Unand) Padang, mengembangkan tanaman gandum di Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar. Produksinya, baru mampu menghasilkan maksimal 5 ton per hektar.

"Secara ekonomis, produksi gandum sebesar 5 ton per hektar ini, memang memang belum menguntungkan. Tapi, jika dilihat gandum ini ternyata telah membuat peningkatan produksi tanaman holtikultura petani setelah itu, maka gandum merupakan alternatif pilihan terbaik. Karena, masa panennya juga relatif cepat, sekitar 110 sampai 120 hari," terang Prof Helmi, tenaga ahli di PAT-PKP Unand.

Dikisahkan Prof Helmi, budidaya gandum yang dikembangkan sejak beberapa tahun terakhir di Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang ini, telah menghasilkan 40 orang sarjana pertanian dari Unand. Selain itu, juga telah menarik perhatian sejumlah peneliti dari berbagai kampus terkemuka di tanah air.

"Keberhasilan kita bersama Kelompok Tani (Keltan) Harapan Baru di Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang ini, juga telah mencuri perhatian Kementrian Pertanian. Menteri Pertanian, Amran Sulaiman telah menyetujui, untuk mengujicoba tanaman gandum ini di areal yang lebih luas, di areal seluas 1.000 hektare lagi," terang Prof Helmi.

Baca juga: Jalan Zul Elfian Mewujudkan Visi Kota Solok Berkah, Maju dan Sejahtera

"Hasil koordinasi kita dengan pemerintah setempat, kita telah mencadangkan lahan di tiga nagari yaitu di Nagari Alahan Panjang, Sungai Nanam dan Air Dingin. Semoga, rencana yang akan direalisasikan pada tahun anggaran 2016 ini bisa berjalan sukses," tambahnya.

Yang pasti, terang Helmi, saat ini anggota Keltan Harapan Baru, tak lagi berjudi dengan nasib saat bertanam holtikultura. Secara teknis, terang Prof Helmi, dengan menyelingi tanaman holtikultura dengan tanaman lain, bisa memutus mata rantai perkembangbiakan hama.

"Umur hama tanaman holtikultura itu setelah panen, sekitar 15 hari. Jika diselingi dengan tanaman gandum, maka saat penanaman yang baru, tak ada lagi hama yang mengancam. Hal ini lah sebenarnya yang membuat produksi bisa lebih maksimal," terang Prof Helmi. (Baca: Bertanam Holtikultura di Alahan Panjang, Pak Man: Kami Seperti Berjudi dengan Nasib)

Prof Helmi juga berterima kasih pada Yayasan Nurul Iman yang mengelola Pesantren M Natsir di Jorong Batu Bagiriak, Nagari Alahan Panjang, yang telah bersedia meminjamkan tanah untuk dijadikan lokasi pembudidayaan gandum serta lokasi pembangunan sarana prasarana pendukung lainnya.

Baca juga: Terbukti Langgar Anggaran Dasar, Majelis Hakim PN Solok Tolak Gugatan Anggota DPRD Solok dari PDI Perjuangan

"Banyak tanah hibah warga setempat pada Pesantren M Natsir yang berstatus lahan kritis. Kini kita tengah berjuang mengembalikan kesuburannya," kata Prof Helmi seputar daerah yang banyak terdapat sumber mata air dengan angka curah hujan rata-rata per tahun mencapai 212 hari itu. (kyo)

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: