Di Atas Sajadah, Nenek Dua Cucu Rasakan Dinding Rumah Bergetar Hebat Dihantam Galodo Galuang
"Saya sempat melihat ke jendela dari lantai 2 ke arah sungai. Ternyata, rumah saudara saya di sebelah, sudah tidak ada lagi," ungkapnya.
Pandangan kemudian disapunya ke sekeliling. Rumah-rumah warga lain yang berada di tepi aliran sungai, juga sudah tak tampak lagi.
Lutut Em bergetar. Mulutnya pun tak henti beristigfar. Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.
Baca juga: Pemkab Agam Akselerasi Pembangunan Rumah Relokasi untuk Korban Banjir Bandang Agam
Em mengaku saat peristiwa terjadi, dirinya masih dalam keadaan sadar.
"Dinding rumah bergerak-gerak. Saat saya lihat ke jendela, rumah saudara saya yang hancur tersebut, ditumpuki sampah kayu dan akar kayu," tuturnya.
Aliran air deras yang terus mendera itu, Em mengaku takut. Karena, tumpukan sampah kayu dan rumpun kayu berukuran sangat besar terus diterjang air.
"Sampah kayu dan rumpun kayu tersebut membentur ke dinding rumah saya, lantaran terampung-apung di air," paparnya.
Em mengaku, tidak menyangka bencana akan menimpa daerahnya.
"Syukur alhamdulillah, kami selamat dari bencana itu. Padahal air sudah cukup tinggi, mencapai diding rumah," ucapnya.
Jorong Galuang di Nagari Sungai Pua merupakan salah satu daerah yang diterjang banjir lahar dingin dari Gunung Marapi.
Penulis: Hamriadi
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Pemkab Agam Fasilitasi Tiga Warganya yang Dievakuasi dari Lebanon ke Nagari Koto Tinggi
- Alumni SMAN IV Angkek Mayjen Mohamad Hasan Dipercaya jadi Pangkostrad TNI AD
- Tiga Perguruan Tinggi Antarkan Mahasiswanya Pengabdian Masyarakat di Agam, Ini Harapan Bupati
- Perantau Minang Belanda Serahkan Bantuan Tahap II untuk Korban Banjir Lahar Dingin di Tanah Datar
- Pakor Polwan RI Gelar Trauma Healing untuk Korban Banjir Lahar Dingin Bukik Batabuah