Oknum Kader Golkar Bukittinggi Gelar Mosi Tak Percaya, Hidayat: Itu Politicking dan Langgar Juknis Juklak Partai
![Oknum Kader Golkar Bukittinggi Gelar Mosi Tak Percaya, Hidayat: Itu Politicking dan...](https://valoranews.com/photos/berita/berita-oknum-kader-golkar-bukittinggi-gelar-mosi-tak-percaya-hidayat-itu-politicking-dan-langgar-juknis-juklak-valoranews-110524125157.jpeg)
"Untuk kegiatan berwacana di media massa dan khalayak umum oleh oknum fungsionaris atau pengurus Golkar terkait kondisi, situasi dan strategi politik internal di luar arahan DPP dan kebijakan partai sangat disayangkan," jelasnya.
Ia mengatakan, dalam AD/ART Partai Golkar tidak mengenal mosi tidak percaya terhadap ketua, karena persoalan partai dianggap sebagai wilayah internal parpol dan jalurnya adalah diselesaikan oleh Mahkamah Partai.
"Apalagi tuduhan-tuduhan yang disampaikan tersebut jelas menurut kami sangat tidak berdasar, mengada-ada dan tidak mempunyai bukti yang konkrit," paparnya.
Baca juga: Ini Capaian 7 Progam Bukittinggi Hebat yang jadi Misi Erman Safar-Marfendi
Hidayat menyebutkan, DPD Golkar Bukittinggi sering menggelar rapat-rapat internal dan diskusi terkait organisasi, yang mana hal itu kerap diadakan, baik secara offline maupun online melalui grup perpesanan internal partai.
"Terkait laporan keuangan, partai pun langsung diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan selama iniclear and clean.Juga sehubungan dana saksi, partai selalu memberikan laporan pertanggungjawaban ke DPD Golkar Provinsi Sumatera Barat dan tidak ada koreksi," tuturnya.
"Untuk dana saksi itu, tentu saja harusby name by TPSsesuai dengan Juknis yang telah diperintahkan olehDPP Partai Golkar."
"Buktinya dapat dilihat, 100 persen data formulir C Hasil dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) di kotaBukittinggimasuk semua, serta setiap orang per orang saksi yang ditugaskan Partai Golkar sesuai surat tugas di masing-masing TPS menandatangani biaya saksi di TPS," tambah Hidayat.
Hidayat membantah, tuduhan kantor partai berfungsi sebagai homestay saat ada acara road race.
"Lihat saja, ada penjaga kantor dan admin kantor laki-laki yang hampir tiap malam sampai larut dini hari berada di kantor menyelesaikan tugas-tugas kepartaian," terangnya.
"Terlebih 6 bulan sebelum hari H Pemilu dan selama 3 bulan setelah hari pencoblosan. Jelas tuduhan kantor partai sebagai homestay tidak lah benar dan adalah fitnah," tegas Hidayat.
Penulis: Hamriadi
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Ust Jelita Donal jadi Khatib Idul Adha di Bukittinggi
- Bukittinggi Bentuk Tim Rescue Sapi Kurban yang Lepas Jelang Disembelih, Gunakan Tulup untuk Menangkap
- Oknum Kader Sampaikan Mosi Tak Percaya, AMPG Bukittinggi: Tak Profesional dan Menyalahi AD ART
- Erman Safar Daftar jadi Calon Wali Kota ke Partai Golkar, Partai Kelima yang Dilirik untuk Nyalon
- Pilkada Bukittinggi 2024, Erman Safar Antarkan Berkas Pencalonan ke Partai Demokrat