Museum Adithiawarman Targetkan Dapat Reward di 2016
VALORAnews - Dengan koleksi lebih dari 1.200, Kepala Museum Adithiawarman yakin, mulai 2016 nanti mampu menyabet reward sebagai Museum terbaik Nasional.
"Tahun 2015, kita masuk salah satu nominasi untuk mendapatkan reward dan sudah mendapat kredibilitasi A," terang Kepala Museum Adhitiawarman Padang, Noviyanty ketika ditemui wartawan di kantornya Jl Diponegoro Padang, Kamis (31/12/2015).
Dikatakannya, Museum Adithiawarman memiliki lebih dari 1200 koleksi termasuk kain yang telah berumur lebih dari 100 tahun (1 abad). Untuk tingkat kunjungam pun, telah melampaui target 2015 sebesar 120 persen.
"Saat ini kita sedang merampungkan pembuatan storage agar bisa menata koleksi-koleksi tersebut kemudian dan memberi label sesuai dengan nama dan fungsinya, agar pengunjung dapat melihat serta memahami fungsi dari alat tersebut," terangnya.
Baca juga: Granat Sumbar: Gerakan Anti Narkoba Layak Masuk Kurikulum Muatan Lokal di Setiap Satuan Pendidikan
"Bahkan saat ini, kita juga sedang menyeleksi beberapa orang untuk kita jadikan duta museum yang nanti akan bertugas mendampingi pengunjung serta memberikan penjelasan," tambahnya.
Menyinggung berita banyaknya koleksi benda-benda bersejarah Sumbar yang ada di Belanda, Noviyanty menyebut, akan melakukan langkah agar dapat membawanya kembali ke Sumbar.
"Tapi kita harus pastikan dulu kalau benda-benda tersebut asli dan memang menjadi benda sejarah Minangkabau. Kalau hanya replika atau tiruan, ngapain kita bawa," pungkasnya. (vri)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro
- INews TV Nobatkan Gubernur Sumbar jadi Penerima Pimpinan Daerah Award 2024, Ini Alasannya
- Kembangkan Pariwisata Sumbar, Gubernur Sumbar Temui Wamenparekraf
- Gubernur Sumbar Inginkan Rumah Siti Nurbaya di Studio Alam TVRI Direvitalisasi, Ini Alasannya
- Festival Maek akan Dihadiri Arkeolog dan Seniman Dunia, Supardi: Peradaban Megalitik Maek Potensi Mengubah Sejarah Asia