Bisnis Pakaian Punya 700 Ribu Lebih Pelanggan! Begini Tips dari Owner Her Goodstore

Di mana produk desain yang dibuat terbatas, dengan kualitas terbaik. Sehingga ketika konsumen membeli, mereka tidak merasa pakaiannya pasaran.

Kemudian karena pemula juga, di awal ia juga tidak paham profesional itu yang seperti apa. Setelah punya karyawan, ia merasakan ternyata mengelola orang tidak semudah yang dibayangkan.

"Sehingga masalah yang muncul itu di pengelolaan sumber daya manusia. Misalnya ada pegawai yang tidak jujur, ini cukup sering terjadi," sebutnya.

Mulai mengatur keuangan, mengatur produk, dan mengarahkan karyawan semuanya dilakukan sendiri. Sehingga di awal ia merasa kesulitan mengurus bisnisnya.

Ia mengaku tantangan yang pernah dialami adalah ketika produknya pernah menjadi top seller di marketplace, dan juga pernah digunakan sebagai pakaian untuk sebuah sinetron di televisi lokal.

"Sehingga ya untuk menyiapkan itu semua menjadi tantangan tersendiri bagi kita," jelasnya.

Sementara itu, saat pandemi beberapa tahun lalu Her Goodstore sempat stop segala bentuk transaksi offlinenya. Sehingga yang disediakan hanya melalui online saja.

"Sebenarnya kita di juga buka offline di toko, tapi karena pandemi nggak berani buka, ya takut juga," paparnya.

Ia berharap ke depannya produk Her Goodstore bisa sampai ke luar negeri, karena produk yang diproduksi adalah produk hangat.

"Semoga bisa sampai ke negara dingin, maunya juga nanti di seluruh Indonesia konsumen tidak memikirkan ongkir yang mahal," harapnya. (*)

Penulis: Rumpun2
Editor: Rumpun1
Sumber: