Sejarah Masjid Milik Kaum Caniago yang Berusia 2 Abad, Pernah jadi Basis Perjuangan Perang Paderi
Mihrab memiliki dua buah jendela di sisi utara dan selatan. Mihrab dihiasi dua buah lengkung dengan satu tiang di bagian tengahnya. Di bagian atas mihrab, juga terdapat hiasan berupa kaligrafi.
Ruang utama terbuat dari kayu, termasuk lantai ruang utama. Kondisi lantai sudah keropos dan rapuh. Hanya lantai dekat mihrab, yakni lantai sebelah barat, yang masih dapat digunakan untuk sholat.
Di dalam ruang utama, berdiri 18 tiang dan satu tonggak macu di tengah ruangan.
Baca juga: DPRD Sumbar Periode 2019-2024 Akhir Masa Jabatan dengan Rapat Paripurna Tutup Masa Sidang III
Secara keseluruhan, bangunan utama terbuat dari bahan kayu, mulai dari dinding, lantai, tiang, eternity, kecuali atap yang terbuat dari seng.
Perubahan atap dari ijuk ke seng, dilakukan pada tahun 1322 H (1901 M), sesuai dengan inskripsi yang tercantum dalam atap.
Ruangan dalam, semuanya dilapisi dengan cat dan dihiasi dengan lukisan kaligrafi ayat-ayat Al Quran dan Asmaul Husna. Pemberian cat dan kaligrafi ini, dibuat pada tahun 1960-an.
Ruangan dalam masjid, disangga oleh satu buah tiang utama dan 12 buah tiang pendamping.
Tiang utama berbentuk segi delapan (octagonal) setinggi 4 m dengan lebar masing-masing sisi 30 cm atau berukuran keliling 2,4 m.
Mihrab dihiasi dengan lengkung sebanyak dua buah, sementara mimbar yang biasa berada di dalam mihrab sudah tidak ada lagi, kemungkinan sudah rusak.
Dalam dialognya dengan Ketua DPRD Sumbar, Supardi yang berkunjung ke masjid ini, Dt Parpatiah membenarkan, Masjid Tuo Ampang Gadang ini juga bagian dari perjalanan perjuangan Perang Padri yang berlangsung pada 1803-1838.
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya