Jokowi: Keterbukaan secara Global Dimulai 2018

Selasa, 15 Desember 2015, 13:50 WIB | Wisata | Nasional
Jokowi: Keterbukaan secara Global Dimulai 2018
Presiden RI, Joko Widodo menyerahkan anugerah pemeringkatan keterbukaan informasi badan publik kepada Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik, Selasa (15/12/2015) di Istana Negara, Jakarta. KPU mendapat peringkat kedua setelah PPATK dan di atas KPK. (istimewa)

VALORAnews - Presiden RI, Joko Widodo mengatakan, pola pemerintah dengan rakyat, dewasa ini telah berubah. Saat ini, rakyat inginkan keterbukaan informasi dan transparan.

"Pemerintah yang terbuka, harus terjadi. Ini untuk membuka ruang lebar aspirasi dan pengawasan dari rakyat. Prinsipnya, pemerintah di semua tingkatan harus terbuka. Semakin terbuka badan publik atau pemerintah, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat," ujar Presiden Joko Widodo saat anugerah pemeringkatan keterbukaan informasi badan publik, Selasa (15/12/2015) di Istana Negara, Jakarta.

Pada 2018 nanti, anggaran publik harus transparan. Keterbukaan secara global juga dimulai. "Ada yang nyimpan duit di luar negeri seperti di Swiss atau Singapura, pada 2018 tidak bisa ditutupi lagi. Hati-hati kalau simpan banyak di sana," ujar Jokowi.

Informasi atau isu tiap detik berubah, perubahan sangat cepat, trending topik bisa berubah. "Detik ini mama minta pulsa, setelah itu berubah papa minta apa lah itu," ujar Jokowi.

Baca juga: ANUGERAH KIP SUMBAR 2023: Enam Badan Publik di Pessel Lolos Tahap Presentasi

Pemerintah atau Badan Publik, terangnya, jangan berharap menutupi sesuatu yang tidak baik. "Saya pastikan bisa terbuka. Lihat foto tak perlu pakai kamera, menampilkannya tak perlu dicetak, tapi diunggah. Itu senya bisa dilakukan sekarang," ujar Jokowi.

Presiden juga mengatakan, informasi yang diperoleh dari media sosial, sering menjadikan dasar baginya untuk membuat kebijakan. "Media sosial sering juga saya jadikan sumber membuat kebijakan," ujarnya.

Kepada penerima penghargaan, presiden ucapkan selamat. "Ayo bersama kita dorong keterbukaan informasi publik di Indonesia," ajak Presiden Joko Widido. (relise)

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: