Inflasi Januari Disumbangkan Harga Jengkol, Bawang Merah dan Kentang
VALORAnews - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Wahyu Purnama A menyampaikan, Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi pada Januari 2021. Secara spasial, pada Januari 2021 Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,10% (mtm) atau menurun dibandingkan dengan bulan Desember 2020 sebesar 0,71% (mtm).
"Realisasi inflasi Kota Padang menjadikannya sebagai kota dengan nilai inflasi terendah (ke-24) dari 24 kabupaten/kota yang mengalami inflasi di Kawasan Sumatera dan menjadi kota inflasi peringkat ke-63 dari total 75 kabupaten/kota secara nasional," ungkap Wahyu dalam siaran pers yang diterima.
Sementara itu, Kota Bukittinggi juga mengalami inflasi sebesar 0,30% (mtm) tercatat lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2020 yang sebesar 0,39% (mtm). Realisasi inflasi Kota Bukittinggi ini menjadikannya sebagai kota dengan nilai inflasi tertinggi ke-21 dari 24 Kabupaten/Kota yang mengalami inflasi di Kawasan Sumatera, dan peringkat ke-39 secara nasional.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum gabungan dua kota di Sumatera Barat pada Januari 2021 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm), atau menurun dibandingkan realisasi Desember 2020 sebesar 0,67% (mtm).
Baca juga: Polda Sumbar Tanam Jagung Manis untuk Sukseskan Asta Cita Presiden Prabowo, Ini Harapan Muhidi
Dikatakan Wahyu, secara tahunan inflasi Januari 2021 tercatat sebesar 1,63% (yoy), menurun jika dibandingkan dengan realisasi Desember 2020 yang sebesar 2,11% (yoy). Sementara itu, secara tahun berjalan hingga Januari 2021 inflasi Sumatera Barat sebesar 0,12% (ytd) juga tercatat lebih rendah dibandingkan realisasi Januari 2020 yang sebesar 0,60% (ytd).
Inflasi Provinsi Sumatera Barat pada Januari 2021 terutama berasal dari inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,16% (mtm). Inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau terutama disumbang oleh kenaikan harga komoditas jengkol, bawang merah dan kentang dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,06%; 0,04%; 0,04% (mtm).
Harga jengkol tercatat meningkat didorong oleh peningkatan permintaan sementara pasokan terbatas. Komoditas bawang merah juga turut menyumbang inflasi yang disebabkan oleh masih kurangnya pasokan akibat belum masuknya masa panen di beberapa sentra produksi bawang merah. Sementara itu kentang mengalami inflasi yang disebabkan oleh terbatasnya pasokan di masyarakat.
Kelompok lain yang turut menyumbang inflasi yaitu kelompok penyediaan makanan & minuman/restoran dengan andil inflasi sebesar 0,10% (mtm) yang didorong oleh kenaikan harga nasi dengan lauk. Kenaikan harga nasi dengan lauk didorong oleh kenaikan harga bahan makanan seperti tahu, ikan tongkol maupun kenaikan harga ikan goreng.
Baca juga: Pakaian Anak Daro dan Marapulai Kurai serta Karupuak Sanjai Ditetapkan jadi WBTb Indonesia 2024
Sementara itu kelompok rekreasi, olahraga & budaya juga tercatat mengalami inflasi dengan andil inflasi 0,07% (mtm) disebabkan oleh kenaikan biaya rekreasi antara lain kenaikan harga tiket masuk Museum Adityawarman di Kota Padang.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro