Digelar secara Virtual: JMSI dan Komjen Firli Bahuri Agendakan Diskusi Pencegahan Korupsi di Pilkada Serentak 2020

Minggu, 23 Agustus 2020, 20:55 WIB | Kuliner | Nasional
Digelar secara Virtual: JMSI dan Komjen Firli Bahuri Agendakan Diskusi Pencegahan Korupsi...
Ketua KPK, Komjen (Pol) Firli Bahuri foto bersama dengan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa didampingi Sekjen JMSI, Mahmud Marhaba, Dede Zaki Mubarok (bendahara), Jayanto Arus Adi (Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga) dan sta

VALORAnews - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang jadi leading sektor dalam pemberantasan korupsi di Indonesia, sepantasnya mengundang dan melibatkan sebanyak mungkin pemangku kepentingan di tanah air.

"Upaya memberantas praktik korupsi dalam berbagai wujud, sesungguhnya adalah tugas suci semua warga negara. Tanpa terkecuali," ungkap Ketua KPK, Komjen (Pol) Firli Bahuri dalam pertemuan dengan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa dan jajaran, di bilangan Jakarta Selatan, Ahad siang (23/8/2020).

Dalam pertemuan itu, Teguh didampingi Sekjen JMSI, Mahmud Marhaba, Dede Zaki Mubarok (bendahara), Jayanto Arus Adi (Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga) dan staf Sekretariat, Denny N JA.

Media massa berbasis internet atau media siber, sebut Firli Bahuri, adalah elemen masyarakat yang amat penting di tengah perubahan landscape komunikasi yang semakin terbuka dan meluas.

"Di era ini media siber adalah alat kampanye yang efektif untuk mendiseminasi program literasi anti korupsi di semua tingkatan masyarakat," ujar Firli Bahuri yang juga pernah menjabat sebagai Kapolda Sumatera Selatan dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri.

Firli Bahuri pernah menduduki posisi Deputi Penindakan KPK pada periode 2018-2019. Sebagai "orang lama" di KPK, ia memahami semacam dilema di lembaga anti rasuah itu, yakni antara mengedepankan penindakan atau pencegahan.

Menurutnya, yang harus dilakukan KPK sesungguhnya bukan mengedepankan salah satu aspek dan menomorduakan aspek lain. Melainkan, mengerjakan keduanya dengan effort yang sama. Plus, di saat bersamaan juga mendorong agar aspek pendidikan dan kampanye anti korupsi bisa lebih efektif.

Firli Bahuri mengibaratkan KPK seperti kesebelasan sepakbola. Tidak mungkin semua pemain yang diturunkan adalah striker atau penyerang yang berambisi mencetak gol ke gawang lawan. Harus ada pemain-pemain lain yang ditugaskan sebagai pemain bertahan, pemain sayap, pemain gelandang (midfielder), dan tentu penjaga gawang.

"Tidak ada gol yang terjadi dengan sendirinya. Sebuah gol adalah hasil dari kerja tim," ujar Firli.

"Bahkan dukungan penonton sekalipun memiliki kontribusi terhadap performa kesebelasan di lapangan," sambungnya.

Dijelaskan Firli Bahuri, kerangka hukum yang memberikan kewenangan kepada KPK untuk melakukan pencegahan secara sistematis.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: