Masjid di Limapuluh Kota Tak Lagi Dibatasi Gelar Shalat Jumat
Terpisah, Ketua MUI Limapuluh Kota, Safrijon menyebutkan, pelaksanaan ibadah di masjid ini harus mematuhi protokol kesehatan. Bagi masjid yang berada di wilayah perbatasan dan jalur utama, urainya, harus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat termasuk melaksanakan pemeriksaaan pengukur suhu tubuh jemaah.
"Seluruh masjid harus melaksanakan protokol kesehatan. Khusus untuk masjid yang berrada di wilayah perbatasan dan jalur utama, perlu memiliki alat pengukur suhu tubuh serta petugas yang melaksanakan pemeriksaan setiap jemaah yang masuk masjid tersebut. Petugas di setiap masjid itu juga diminta untuk mewajibkan setiap jemaah memakai masker," papar Safrijon.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Limapuluh Kota, Akmul DS Dt Rajo Bagindo mengaku, menyambut baik kebijakan diperbolehkannya pelaksanaan Shalat Jumat di seluruh masjid tersebut. Ia meminta seluruh jemaah, benar-banar patuh dengan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
Baca juga: 8 Nagari di Limapuluh Kota akan Dilewati Jalan Tol, 14 Km Berupa Terowongan
"Kita sangat bersyukur dan merasa gembira seluruh rumah ibadah di daerah ini sudah bisa dibuka lagi. Saya berharap agar seluruh pengurus masjid dan jemaah, betul-betul disiplin terhadap protokol kesehatan, serta senantiasa berdoa semoga negeri kita segera terbebas dari musibah ini," papar Akmul.
Senada. Ustad H Asrad Chan juga menyambut gembira, diperbolehkannya pelaksanaan Shalat Jumat di seluruh masjid, asal jemaah patuh dengan standar protokol kesehatan. Menurutnya, hal itu merupakan keringanan dalam kondisi darurat.
"Kalau kita yakin dengan keselamatan kita dan mau patuh untuk mengikuti anjuran protokol kesehatan, silahkan beribadah di masjid. Sebaliknya, kalau kita merasa ragu dengan kondisi kesehatan kita terutama bagi mereka yang sudah tua, silahkan beribadah di rumah," tutur Asrad Chan yang juga Pimpinan Pendidikan Islam An-Nahl Guguak VIII Koto. (rls/kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya