Ini Asupan Gizi untuk Antisipasi Covid19 menurut Pakar dari Kedokteran Unand
VALORAnews - Pakar gizi Fakultas Kedokteran Unand, Prof Nur Indrawaty Lipoeto menerangkan, SARS-CoV-2 (virus corona penyebab pandemi Covid19-red) dapat mengenali reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) manusia secara lebih efisien dari pada virus SARS-CoV (penyebab wabah SARS pada 2003).
Hal itu dikatakan Prof Indrawaty pada webinar dengan topik "Peran Gizi dan Promosi dalam Pencegahan Penularan Covid19' yang digelar Dewan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (DPP IKA FKM) Unand bersama Departemen Gizi FKM Unand dan Dinkes Sumbar, Rabu (20/5/2020) lalu.
"Kemampuan itulah yang kemudian menyebabkan lebih tingginya kemampuan SARS-CoV2 untuk menular dari manusia ke manusia sampai menyebabkan pandemik dibandingkan SARS-CoV," ungkap Prof Indrawaty dalam diskusi yang dipandu Ketua DPP IKA FKM Unand, Dr Helmizar.
Dikatakan, ACE2 ini juga ditemukan pada ikan, amphibi, reptil, burung dan mamalia. "Semua kategori hewan ini dapat jadi pembawa virus Covid19. Agar aman dikonsumsi, maka harus dimasak dengan matang," urainya.
Baca juga: Ketua PMI Sumbar Ikuti Agenda Olahraga Rutin ASN Agam, Ini Harapannya
Agar tidak terjadi penularan, Prof Indrawaty menyarankan, sebaiknya tidak makan bersama dengan alat makan yang sama. "Setelah menggunakan alat makan, harus dicuci bersih," tegas dia.
Dalam konteks gizi seimbang dan upaya pencegahan Covid19, Prof Indrawaty menerangkan, diperlukannya pertahanan tubuh yang optimal. Sedangkan dari segi nutrisi, dia merekomendasikan untuk memperhatikan indeks masa tubuh yang normal.
Kemudian, konsumsi aneka ragam makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Lalu, menghindari konsumsi suplemen secara berlebihan. "Pada beberapa kasus, mungkin diperlukan terapi atau suplemen khusus. Ini memerlukan konsultasi dengan dokter," terangnya.
"Asupan nutrisi akan memengaruhi daya tahan tubuh. Jika kurang gizi, pertahanan tubuh jadi lembah sehingga mudah terinfeksi," tambah Prof Indrawaty.
Dikatakan, indeks massa tubuh yang tinggi (kelebihan berat badan atau kegemukan-red), jadikan seseorang rentan terinfeksi lainnya seperti influenza dan lebih beresiko terkena komplikasi. Hal ini akan menyebabkan penyakit lebih parah.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
- Debat Pamungkas Pilgub Sumbar Diwarnai Saling Sindir dan Isak Tangis
- Pemprov Sumbar Bangun Sinergisitas Pemungutan Opsen Pajak Daerah
- 202 Personel Protokol Ikuti Bimtek, Ini Arahan Andri Yulika
- Pemprov Sumbar akan Bangun Kantor MUI 5 Lantai, Telan Dana Rp24 Miliar