Lomba Kejar Layangan Putus Dijadikan Ikon Program Daur Ulang Sampah

Selasa, 17 Desember 2019, 14:44 WIB | Wisata | Kab. Padang Pariaman
Lomba Kejar Layangan Putus Dijadikan Ikon Program Daur Ulang Sampah
Ketua Karang Taruna Togabar, Habibi bersama seniman asli Piaman, Ajo Wayoik, Kamal Guci dan lainnya, membahas persiapan iven yang akan digelar di nagari itu, kemarin. (istimewa)

VALORAnews - Pemuda Nagari Toboh Gadang Barat (Togabar), kecamatan Sintuk Toboh Gadang (Sintoga), kabupaten Padangpariaman yang tergabung dalam Karang Taruna (KT) nagari, punya cara kreatif dalam mengatasi hura-hura pergantian tahun baru masehi. Mereka betencana menggelar Festival Layangan Pau-Pau, pentas seni dan ditutup dengan tablighakbar.

Ketua Karang Taruna Togabar, Habibi mengatakan, acara ini sekaligus membawa misi khusus melawan sampah. "Acara utama, Lomba Layang-Layang Pau-Pau adalah sarana untuk mengedukasi masyarakat mengatasi masalah sampah dengan proses recycling," ungkapnya, kemarin.

Layang-layang Pau-pau sendiri, terang dia, adalah jenis layangan yang dibuat dengan menggunakan limbah plastik sebagai bahan utamanya.

Kenapa mengatasi sampah?

Baca juga: Komik Strip Da Audy dan Yuang Lala Diluncurkan, Ditulis Komikus Ajo Wayoik

Menurut Habibi, sampah memang belum jadi masalah besar di nagarinya. Tapi, justru karena itu dari kini masyarakat sudah harus mulai disadarkan dengan menbudayakan daur ulang sampah, pada tingkat paling sederhana.

"Nagari Toboh Gadang juga ingin kami jadikan sebagai nagari layak anak. Setelah berdiskusi dengan sejumlah tokoh kepemudaan dan seniman seperti Ajo Wayoik! dan Pak Kamal Guci, rupanya ini punya kaitan erat," terangnya.

"Anak-anak perlu diajarkan kembali permainan lama, agar tak terlena dengan gadget yang sudah menjadi kegemaran hingga ke pelosok kampung," tambah dia.

Dikatakan, ramah anak juga berarti nagari harus punya program untuk membentuk karakter mereka. Karakter yang baik diajarkan oleh berbagai permainan lama, termasuk Layang-layang Pau-pau.

Baca juga: Festival Rabab di Sungai Liku Sukses, Fadly: Pemuda Butuh Kepercayaan

"Layang-layang khususnya layang atau alang-alang pau-pau, punya hubungan dengan sejarah dakwah Syech Burhanuddin. Intinya, permainan ini dilestarikan untuk menyambung dakwah terkait sikap arif dan bijaksana yang perlu dimiliki setiap muslim," tukas Kamal Guci, pelukis legendaris asli Piaman yang juga hadir dikesempatan itu.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: