AJI Padang Imbau Jurnalis Pedomani Kode Etik untuk Liputan Bernuansa SARA
VALORAnews - Kerusuhan di Kota Wamena, Provinsi Papua, Senin (23/9/2019) masih belum kondusif hingga saat ini. Akibat kerusuhan yang hingga kini belum bisa dipastikan penyebabnya oleh pihak keamanan.
Sedikitnya, 32 warga meninggal dunia, ribuan orang mengungsi, ratusan rumah warga, kendaraan dan sejumlah kantor terbakar. Dari 32 korban meninggal itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyatakan, sembilan di antaranya merupakan perantau asal Sumbar.
"Kita tentu sangat mengutuk kejadian itu, kita tentu sedih dan bersimpati kepada korban, maupun kondisi keamanan yang belum terjamin di Wamena. Namun, AJI perlu mengingatkan media untuk bersikap hati-hati dalam pemberitaan," ungkap Ketua Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) Padang, Andika Destika Khagen bersama Aidil Ichlas (Bidang Advokasi AJI Padang) dalam pernyataan tertulis yang diterima, Sabtu (28/9/2019).
AJI Padang menilai, saat ini media dibutuhkan untuk ikut menciptakan kondisi lebih baik. Meski ada penyerangan dan meninggalnya puluhan orang, namun penyajian berita secara vulgar, justru akan memperkeruh suasana dan kemungkinan akan menambah korban jiwa.
Baca juga: DPRD Sumbar Minta Asrama Haji Embarkasi Padang Siapkan Antisipasi Dampak Debu Vulkanik Gunung Marapi
"Penyajian berita yang secara terang-terangan mengandung unsur Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) perlu diperhatikan setiap insan jurnalis," ungkap dia.
Hal itu, terangnya, termuat dalam Pasal 8 Kode Etik Jurnalistik (KEJ), "Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani".
Berikut pernyataan sikap AJI Padang:
1. Mengimbau kepada jurnalis dan media untuk tidak membuat berita yang mengandung unsur SARA serta berpotensi menambah konflik, serta mencari sumber berita yang kredibel dan tetap berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik.
Baca juga: Bernilai Trilinunan Tapi Ada yang Mangkrak! Inilah 9 Proyek 'Raksasa' Sumbar
2. Tetap melakukan kritik kepada penanganan keamanan di Papua khususnya Wamena, sehingga korban tidak terus bertambah dan kondisi segera membaik.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro