Pidato Presiden di Paripurna DPRD Sumbar Sepi Peminat
VALORAnews - Sidang paripurna istimewa DPRD Sumbar dengan agenda mendengarkan pidato presiden di DPR, Jumat (14/8/2015), dihadiri kurang dari setengah anggota.
Pidato kenegaraan presiden Joko Widodo yang disiarkan live tersebut, merupakan pidato kenegaraan pertama presiden di depan sidang paripurna bersama DPRD dan DPD.
Menanggapi isi pidato tersebut, Ketua DPRD Sumbar, Hendra Irwan Rahim mengatakan, imbauan presiden agar seluruh elemen bangsa lebih meningkatkan kebersamaan dalam membangun bangsa ini, harus ditindaklanjuti di daerah.
"Kerjasama seluruh komponen daerah sangat diperlukan. Jangan lagi ada berdasarkan ras atau terpecah-pecah karena perbedaan haluan politik," terangnya.
Baca juga: Kunjungan Kerja Ketua Sementara DPRD DKI Jakarta ke DPRD Sumbar, Ini Kata Irsyad Safar
Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo mengatakan, di awal pemerintahan, dia membuat kebijakan yang tidak umum, yang mendapat tentangan dari masyarakat yaitu mencabut subsidi BBM.
"Saya berpendapat, subsidi BBM tidak tepat sasaran. Yang menikmati subsidi tersebut adalah warga mampu yang mempuntai kendaraan mewah, sedangkan warga yang tinggal di pelosok atau di gunung tidak. Makanya, saya mencabut subsidi dan dialihkan ke sektor produktif seperti membangun jalan jembatan dan sekolah sekolah di pelosok," terangnya.
"Bayangkan berapa banyak uang negara yang hilang terbakar menjadi asap kendaraan bermotor. Sudah saatnya kita beralih dari pola hidup konsumtif kepada pola hidup produktif." (vri)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro
- INews TV Nobatkan Gubernur Sumbar jadi Penerima Pimpinan Daerah Award 2024, Ini Alasannya
- Kembangkan Pariwisata Sumbar, Gubernur Sumbar Temui Wamenparekraf
- Gubernur Sumbar Inginkan Rumah Siti Nurbaya di Studio Alam TVRI Direvitalisasi, Ini Alasannya
- Festival Maek akan Dihadiri Arkeolog dan Seniman Dunia, Supardi: Peradaban Megalitik Maek Potensi Mengubah Sejarah Asia