Ingin Lihat Wajah Lembut FPI, Datanglah ke Lereng Gunung Gede

Jumat, 12 April 2019, 17:26 WIB | Kuliner | Nasional
Ingin Lihat Wajah Lembut FPI, Datanglah ke Lereng Gunung Gede
Sebuah masjid berdinding kayu yang bertengger di area lereng yang sudah didatarkan. Dari kejauhan pun, masjid dengan ukuran panjang sekitar 40 meter dan lebar 15 meter itu terlihat sebagai masjid yang berarsitektur terbuka. (istimewa)

VALORAnews - Bila Front Pembela Islam (FPI) itu makhluk bernyawa, Pesantren Alam dan Agrokultural Markaz Syariah barangkali adalah wajah lembut organisasi penggerak amar ma'ruf nahi munkar tersebut.

Selain aktivitas Laskar Pembela Islam (LPI)-nya yang selalu hadir membantu korban bencana di seantero negeri, Pesantren Markaz menjadi salah satu tangan FPI menebarkan rahmat Islam langsung ke masyarakat.

Pesantren Markaz Syariah didirikan sekitar delapan tahun lalu oleh Habib Rizieq. Awalnya, Habib Rizieq benar-benar terkejut dengan kuatnya pandangan anti-islam (Islamophobia) yang tak hanya melanda kalangan non Muslim, tapi bahkan umat Islam sendiri.

Mereka, dalam pandangan Habib Rizieq, bahkan takut untuk menegaskan sikap sebagai Muslim yang kaffah. "Karena itulah, pesantren ini dibangun sebagai benteng akidah ahlussunnah wal jamaah dan bercita-cita menghidupkan Islam yang benar-benar rahmat bagi alam," kata Habib Thahir Bin Hamid Alhamid, kakak kandung Habib Rizieq.

Baca juga: Habib Rizieq Doakan Partai Berkarya Lolos Parliamentary Threshold

Tamu pesantren harus rela menempuh perjalanan berliku, merayapi jalanan lereng bukit curam di lereng Gunung Gede bila hendak datang berkunjung. Dengan menembus jalanan berlumpur selebar kurang lebih tiga meter sekitar tiga kilometer jauhnya dari kampung terdekat, Kampung Lemah Neundeut di Kelurahan Sukagalih, Mega Mendung, Kabupaten Bogor, kendaraan terbaik untuk datang ke Markaz Syariah sebenarnya adalah mobil siapoffroadaliasfour wheel drive(4WD).

Pengunjung harus melewati tiga pos pemeriksaan sebelum bisa memasuki area pesantren. Pos pemeriksaan pertama berada di Kampung Lemah Neundeut, tepat di mulut sebuah kelok di pertigaan jalan. Jalan yang kentara baru, mungkin dibuat khusus untuk menuju kawasan pesantren. Pos kedua sekitar 500 meter sebelum pesantren. Pos terakhir sekaligus menjadi gerbang pesantren.

"Kami perlu bikin pos-pos pemeriksaan, karena selama ini banyak yang datang hanya untuk menulis dan menjelek-jelekkan kami," kata Iye Aljufri, salah seorang pimpinan FPI Bogor.

Menurut Iye, dirinya tak habis pikir mengapa keadaan keseharian di pesantren tak membuat para wartawan tertentu yang menyaksikan itu tergerak untuk menulis dengan jujur.

Baca juga: Mbak Tutut Nilai FPI Berperan Mengamankan Bangsa

Setelah jalanan yang agak mendaki, para tamu akan segera menjumpai beberapa kumpulan bangunan. Salah satunya sebuah masjid berdinding kayu yang bertengger di area lereng yang sudah didatarkan. Dari kejauhan pun, masjid dengan ukuran panjang sekitar 40 meter dan lebar 15 meter itu terlihat sebagai masjid yang berarsitektur terbuka.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: