Ini Tawaran KH Ma'ruf Amin untuk Pembangunan Ekonomi Indonesia
VALORAnews - KH Ma'ruf Amin mengungkapkan, gagasan besar dalam buku "The Ma'ruf Amin Way: Keadilan, Keummatan, Kedaulatan" adalah tawaran tentang konsep pembangunan Indonesia kedepan. Yakni ekonomi kepedulian, keumatan dan kedaulatan. Caranya dengan melakukan maximize utility.
"Saya melihat, Pak Jokowi di masa kepemimpinannya sebagai presiden Indonesia, telah meletakan dasar-dasar terciptanya maximize utility. Tiga konsep dasar yang saya tawarkan di buku ini, siapapun nanti yang terpilih jadi kepala negara, diharapkan dijadikan landasan untuk pembangunan ekonomi Indonesia," ungkap KH Ma'ruf Amin pada bedah buku yang ditulis Sahala Panggabean dan Anwar Abbas itu di Padang, Jumat (8/2/2019).
Dikatakan, tiga konsep tersebut merupakan strategi bottom up economic development. Selama ini, terangnya, Indonesia menganut paham trickle down effect yang akhirnya menciptakan konglomerasi.
""Saya mengistilahkan bottom up economic development itu dengan ekonomi keummatan. Yaitu menyinergikan yang lemah dengan kuat sehingga bisa memberikan nilai tambah ke ekonomi rakyat," terang KH Ma'ruf Amin.
Sedangkan maximize utility itu, terangnya, dekat dengan nilai tambah. Ma'ruf Amin kemudian mengilustarsikan petani coklat mentah di Sulsel yang menjual Rp1.000 kemudian dieksport ke Singapura lalu dijual kembali ke Indonesia senilai Rp20.000. Begitu juga dengan produk kopi yang dijual berkali lipat saat berada di kedai kopi modern.
"Dengan fokus ke nilai tambah, maka pertambahan nilai ekonomis yang terjadi, mesti tetap dinikmati orang Indonesia. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi kita tak isra' (datar) saja. Melainkan juga bisa Mi'raj (naik)," kata Ma'uf Amin mengilustrasikan.
"Ini bukan barang baru tapi sudah lama ada di UUD 45. Yaitu ekonomi kerakyatan yang sudah sejak jauh jauh hari disosialisasikan Bung Hatta, bapak bangsa yang berasal dari Ranah Minang," tambahnya.
Menurut dia, adanya kemitraan kemudian dilakukan retribusi aset negara pada pusat-pusat ekonomi masyarakat seperti ke koperasi pesantren, masjid dan lainnya, akan menjadikan ekonomi Indonesia akan terus membaik.
Pada bedah buku ini, dihadirkan empat orang pembedah yakni Prof Yasri MS UNP (guru besar UNP), Ahmad Wira (Dekan Fakultas Ekonomi Syariah UIN Imam Bonjol), Ismail Novel (Direktur Pascasarjana IAIN Bukittinggi) dan Hendri (Dirut Bank Nagari Syariah). Bedah buku ini dipandu Mirwan Pulungan (Sekum Dekopinwil Sumbar).
Kegiatan ini dihadiri Ketua DPRD Sumbar, Hendra Irwan Rahim serta dihadiri berbagai elemen masyarakat Sumbar serta akademisi berbagai perguruan tinggi di Padang. (kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro