Gempa Beruntun Siberut belum Terkait Titik Megathrust Mentawai, Ini Analisis Badrul dan Daryono
"Memang ada beberapa ciri gempa pembuka. Gempa pembuka biasa terjadi pada zona dengan seismisitas rendah atau secara statistik kegempaan memiliki nilai b-value rendah. Jika kita amati wilayah Mentawai memang memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang relatif rendah," terangnya.
Ciri berikutnya, terang Daryono, adanya migrasi titik hiposenter gempa yang semakin cepat (akselerasi) menuju titik inisiasi lokasi estimasi gempa utama (mainshock). "Semakin mendekati waktu gempa utama pecah, maka aktivitas gempa pembukanya makin banyak," kata Daryono menganalisis.
Ciri lain adalah munculnya gempa-gempa yang mirip atau yang disebut sebagai repeaters. Gempanya berulang-ulang di tempat yang relatif "sama," hanya di zona tersebut saja. "Ini menunjukkan ada pembebanan (loading) yang semakin lama semakin intensif sebelum gempa utamanya (mainshock) pecah. Analoginya mirip kalau kita mau mematahkan sepotong kayu, secara perlahan-lahan ada retakan-retakan kecil sebelum benar-benar patah," kata Daryono mengilustrasikan.
Baca juga: Segmen Megathrust Mentawai-Siberut Dihoyak Lindu 5,8 SR
Untuk kasus Mentawai, ungkap Daryono, saat ini meski nilai b-value cenderung rendah, akan tetapi belum terlihat ada tanda-tanda atau karakteristik foreshocks seperti yang tersebut di atas. "Kita masih perlu melakukan monitoring aktivitas gempa di segmen Mentawai secara intensif dalam beberapa waktu ke depan," tukas dia.
Dikatakan, umumnya gempa kuat dengan magnitudo lebih 8.0 SR, memang hampir pasti dapat diamati gempa pembukanya. "Sebagai contoh, gempa Aceh (9.2 SR), gempa Tohuku (9.1 SR) dan gempa Chili (8,1 SR) memiliki aktivitas gempa pembuka 3 bulan sebelumya," urai dia.
Terkait meningkatnya aktivitas kegempaan di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera, ungkap Daryono, masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak perlu takut dan panik. "Secara alamiah, gempa Mentawai akan terjadi tapi entah kapan kita semua tidak tahu pastinya," terangnya.
"Seluruh lapisan masyarakat harus menyiapkan diri untuk terus meningkatkan upaya mitigasi. Bangunan rumah harus kuat untuk menahan guncangan gempa. Masyarakat harus mengerti bagaimana cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami."
"Evakuasi mandiri tsunami harus jadi pemahaman alam bawah sadar bagi seluruh masyarakat pesisir dengan cara menjadikan gempa kuat sebagai peringatan dini tsunami. Sehingga jika merasakan gempa kuat di pantai, segeralah pergi menjauhi pantai," harapnya.
Gempanya Lama, Segera Evakuasi
Sementara, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menyarankan, jika terjadi gempa kecil (di bawah 5 SR) dengan durasi waktu lama (lebih dari 1 menit) di kawasan Megathrust Mentawai, sebaiknya segera evakuasi ke tempat aman.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro