Ada 23 Gempa Merusak di Indonesia, Ini Catatan BMKG

Jumat, 28 Desember 2018, 18:24 WIB | Kuliner | Nasional
Ada 23 Gempa Merusak di Indonesia, Ini Catatan BMKG
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono.
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

Selanjutnya, Gempa Manggarai pada 17 Agustus 2018 M=6,2 merusak 151 rumah dan beberapa orang luka-luka, Gempa Lombok pada 19 Agustus 2018 M=6,2 merusak rumah rusak dan menyebabkan orang meninggal, Gempa Lombok M=6,9 19 Agustus 2018 merusak dan menyebabkan orang meninggal. Total korban meninggal gempa Lombok mencapai lebih dari 555 orang dan ribuan rumah rusak.

Juga tercatat Gempa Donggala dan Palu pada 28 September 2018 M=6,0 menyebabkan rumah rusak dan orang meninggal dunia,Gempa Donggala-Palu 28 September 2018 M=7,5 menyebabkan rumah rusak dan orang meninggal dunia. Total dampak gempa Donggala dan Palu, beserta ikutannya yaitu tsunami dan likuefaksi mencapai lebih dari 2.000 orang meninggal, lebih dari 1000 orang hilang dan merusak ribuan rumah.

Gempa Sumba Timur pada 1 Oktober 2018 M=6,0 merusak banyak rumah dan beberapa orang luka, Gempa Sumba timur pada 2 Oktober 2018 M=6,3 merusak banyak rumah, Gempa Sumenep pada 10 Oktober 2018 M=6,4 merusak puluhan rumah dan 3 orang meninggal, Gempa Mamasa pada 3 November 2018 M=4,7 menyebabkan beberapa rumah rusak ringan.

Baca juga: Waspada! BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca untuk Tanggal 12 dan 13 April 2024, Ini Daerahnya

Gempa Mamasa 3 November 2018 M=4,6 menyebabkan beberapa rumah rusak ringan, Gempa Mamasa 8 November 2018 M=5,1 menyebabkan beberapa rumah rusak ringan, Gempa Sangihe-Talaud 6 November 2018 M=5,3 merusak beberapa rumah, Gempa Manokwari Selatan 28 Desember 2018 M=6,0 merusak beberapa rumah.

"Berdasarkan data 23 gempa merusak di atas, sebanyak 19 gempa merusak dipicu aktivitas sesar aktif. Hanya 4 gempa yang dipicu aktivitas subduksi lempeng. Jika 2017 hanya terjadi gempa merusak sebanyak 19 kali, maka pada 2018 telah terjadi 23 kali, sehingga ada peningkatan jumlah aktivitas gempa merusak di Indonesia," urai Rahmat.

Selama 2018, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini tsunami sebanyak 2 kali. Peringatan dini tsunami yang pertama adalah saat terjadi gempa Lombok 5 Agustus 2018 dengan magnitudo M=7,0 dengan status ancaman Waspada dengan ketinggian tsunami kurang dari 50 cm.

Kedua adalah peringatan dini tsunami saat terjadi Gempa Donggala-Palu pada 28 Sep 2018 dengan magnitudo M=7,5 dengan status ancaman Siaga dengan tinggi ancaman tsunami 0,5 hingga 3 meter. "Kedua peringatan dini tsunami ini, benar-benar terbukti terjadi," terangnya.

"Jika ditambah dengan peristiwa tsunami Selat Sunda, maka jumlah kejadian tsunami selama 2018 sebanyak 3 kali. Namun demikian tsunami yang bersifat destruktif dan menelan korban jiwa hanyalah Tsunami Donggala-Palu dan Tsunami Selat Sunda yang diduga kuat dipicu oleh longsornya lereng (flank collapse) Gunung Anak Krakatau," tambah Rahmat. (kyo)

Halaman:
1 2

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan:
IKLAN NOMOR URUT CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG 2024