Ancaman Perilaku LGBT di Sumbar Mengkhawatirkan
"Kita tentu tidak berkeinginan generasi muda Sumatera Barat rusak parah karena pengaruh buruk LGBT. Untuk itu perlu antisipasi dini, orang tua, guru, dosen dan staf pengajar lainnya sebagai benteng masuk pengaruh LGBT," seru Nasrul Abit.
Kepala Balitbang, Reti Wafda dalam kesempatan itu menyampaikan, persoalan LGBT berkaitan dengan peningkatan jumlah penderita HIV/Aids yang tiap tahun terus mengalami peningkatan yang amat memprihatinkan.
Hasil Survei Terpadu Biologis Perilaku dari Tahun 2007, 2011 dan 2015 terlihat, prevalensi HIV tertinggi terlihat pada 2015 yakni pada kelompok penasun. Tetapi, prevalensi menurun dibandingkan dengan prevalensi 2007, dari 52.4% turun jadi 28,78%.
Baca juga: Bimtek Penyuluhan Keliling Angkatan ke-14, Supardi: Waspadai Pinjol, LGBT dan Narkoba
"Sedangkan pada kelompok LSL, terlihat ada peningkatan prevalensi. Pada 2007 sebanyak 5,33% meningkat pada 2015 jadi 25,80%," ungkapnya.
Reti menyampaikan, butuh arah kebijakan terpadu dalam menyikapi kondisi ini yang terintegrasi, komprehensip, berkesinambungan dalam penanggulangan LGBT dan HIV/Aids. Kemudian, kebijakan rencana aksi kegiatan yang mengimplementasikan dengan melibatkan semua pihak.
"Adanya regulasi kebijakan dalam upaya penanggulangan LGBT dan HIV/Aids," terangnya. (rls/kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro