Kader PKK Dilatih Ciptakan Produk Inovasi dari Sampah, Ini Harapan Suriati Muzni

Selasa, 25 September 2018, 17:09 WIB | Wisata | Kab. Solok Selatan
Kader PKK Dilatih Ciptakan Produk Inovasi dari Sampah, Ini Harapan Suriati Muzni
Narasumber dan kader PKK Solok Selatan, memperlihatkan produk hasil pengolahan sampah pada sosialisasi pengelolaan sampah limbah rumah tangga di aula kantor bupati Solsel, Selasa (25/9/2018). (humas)
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Untuk mengoptimalkan pengolahan sampah dan menciptakan produk inovasi di tengah masyarakat, Tim Penggerak PKK Kabupaten Solok Selatan, gelar sosialisasi pengelolaan sampah limbah rumah tangga di aula kantor bupati, Selasa (25/9/2018).

Ketua TP-PKK Solok Selatan, Suriati Muzni mengatakan, kepada seluruh pengurus dan kader PKK untuk terus menerus melakukan usaha peningkatan wawasan, serta mencari peluang-peluang usaha untuk inovasi membangun keluarga.

"Apalagi, yang berkaitan dengan permasalahan sampah. Sebagaimana usaha yang telah dilakukan oleh Pemkab Solsel mewujudkan wilayah yang bebas sampah melalui optimalisasi sistem pengelolaannya," kata dia.

Hal ini, guna mendukung usaha pemerintah dalam oengelolaan sampah. Maka dari itu, PKK disetiap jejangnya dapat mengambil bagian mendukung usaha dalam optimalisasi pengelolaan sampah.

Baca juga: Bukittinggi Gelar HKG PKK Tahun 2024, Ini Pesan Wali Kota

"Sampah adalah bahan sisa dari sebuah proses yang dianggap sudah tidak terpakai dan tidak memiliki kemanfaatan lagi. Sampah, biasanya identik dengan lingkungan, yang terbagi menurut jenis-jenisnya. Berbagai sumber mengatakan bahwa produksi sampah paling besar dihasilkan oleh rumah tangga khususnya dari dapur," katanya.

Menurut Suriati, hampir sebagian besar sampah diproduksi dari aktivitas dapur yang biasa dilakukan oleh seorang ibu. Semisal saat ibu memasak makanan dari mulai persiapan hingga akhir kegiatan, bentuk sampah yang dihasilkan bisa berupa kresek bungkus belanjaan, plastik bungkus lauk pauk, potongan sayur yang tidak ikut diolah, dan juga sisa makanan yang kadang bau karena tidak termakan.

"Sebagai seorang ibu, kita kadang jarang berpikir jauh tentang bagaimana akhir dari sampah itu kemudian. Sampah itu menumpuk di pembuangan sampah akhir," terangnya.

"Bisa dibayangkan, jika satu keluarga dalam satu hari memproduksi sampah 1 kg dikalikan jumlah warga satu jorong yang berjumlah 10 KK sudah menjadi 10 kg. Belum jika dikalikan dengan satu nagari semisal ada 90 produksi sampah akan berlipat menjadi 90 kg. Itu baru lingkup nagari, belum sampah yang di kecamatan dan kabupaten," urainya.

Baca juga: Bupati Agam dan Ketua TP PKK Hadiri Pawai Alegoris dengan Busana Adat Koto Gadang

Bahasan mengenai daur ulang sampah, sudah bukan hal yang baru lagi. Hal ini dikarenakan sampah bukan hal yang bisa disepelekan begitu saja. Seiring berjalan waktu sampah menjadi momok tersendiri.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: