Dari Januari-Juni 2018: Ditemukan 318 Penderita TBC di Padangpariaman, 38,8 Persen Penderita HIV

Selasa, 28 Agustus 2018, 17:54 WIB | Wisata | Kab. Padang Pariaman
Dari Januari-Juni 2018: Ditemukan 318 Penderita TBC di Padangpariaman, 38,8 Persen...
Peserta pelatihan Peningkatan Kapasitas CSO (Civil Society Organitation) untuk keahlian advokasi dan penganggaran, bersama SSR TBC-HIV Care Aisyiyah Padangpariaman, Selasa (28/8/2018) di Pariaman. (istimewa)

VALORAnews - Tuberculosis (TBC) masih dianggap penyakit turunan dan kutukan. Padahal, penyakit TBC tersebut penyakit menular dan dapat disembuhkan bila dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter.

Demikian terungkap dari pertemuan Capacity Building of Civil Society Organitation (CSO) 1-2 Advocacy Skill dan Fund Rising (Peningkatan Kapasitas CSO untuk keahlian advokasi dan penganggaran) bersama SSR TBC-HIV Care Aisyiyah Padangpariaman, Selasa (28/8/2018) di Pariaman. Pertemuan ini berlangsung Senin-Rabu (27-29/8/2018).

Menurut Koordinator Program SSR TBC-HIV Care Aisyiyah Padangpariaman, Dasril, perkembangan penyakit TBC sudah masuk kategori memprihatinkan. Hal ini terbukti penderita TBC setiap tahun cenderung meningkat.

"Target dari pertemuan ini agar semua pihak menyadari pentingnya penanggulang penyakit TBC. Pencegahan dan pemberantasan TBC tidak bisa diserahkan kepada satu pihak saja. Harus semua pihak di tengah masyarakat turut memberantas TBC," kata Dasril.

Baca juga: Pertemuan Kemitraan Atasi Kasus ATM, Ini Arahan Sekda Mentawai

Umumnya penderita TBC dari keluarga miskin. Sehingga sulit untuk pengobatan karena butuh biaya transportasi dan makan pendamping sebagai tambahan gizi selama minum obat. Aisyiyah selama 2017 sudah menyalurkan bantuan transport sebesar Rp30.000 per terduga TBC.

Selain itu, bantuan sebesar Rp500 ribu pada pasien TBC kebal obat. Ada 11 orang yang dibantu periode April-Desember 2017. Tahun ini sudah dihentikan.

Dasril menyayangkan, anggaran pemberantasan TBC di Pemkab Padangpariaman sangat minim. Informasi dari Dinkes, tahun ini hanya tersedia Rp90 juta untuk 12 jenis penyakit menular, termasuk TBC.

Penyakit menular 12 jenis tersebut adalah TBC, HIV, kusta, filariasis/kaki gajah, frambusia/puru, ISPA, diare, rabies, DBD, malaria, hepatitis dan ILI (influenza). Bagaimana bisa, dengan anggaran sebesar itu, mampu melakukan upaya pencegahan penyakit TBC dan penyakit menular lainnya.

Baca juga: Supardi Ajak Masyarakat Akabiluru Tak Kucilkan Penderita HIV AIDS

Wakil Supervisor (Wasor) TBC Dinas Kesehatan Padangpariaman, Yuli Afrida menyebutkan, Januari-Juni 2018, sudah ditemukan 318 penderita TBC. Penderita TBC juga berkaitan dengan penderita HIV. Penderita HIV sekitar 38,8 persen menderita TBC. Sebaliknya, penderita TBC yang terkena HIV sebesar 1,2 persen.

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: