Jalur Payakumbuh - Bukittinggi Padat Merayap, Sebaliknya Lancar
VALORAnews - Jalur Payakumbuh hingga Bukittinggi, mulai diwarnai kemacetan panjang pada Sabtu hingga Minggu (18-19/7/2015) atau H+1 dan H+2 Lebaran 1436 H, sejak siang.
"Deretan mobil mengular sehingga menyatukan Payakumbuh dengan Bukittinggi. Kemacetan terjadi hingga jelang malam," cuit pemilik akun @nalfira di media sosial twitter, pada Sabtu lalu.
Pemilik akun dengan nickname Nalfira Pamenan itu, juga memajang deretan mobil yang viewnya diambil dari kaca spion mobil disertai tagar #lebarandikampung.
Jelang siang pada Minggu ini, arus lalu lintas dari Payakumbuh menuju Bukittinggi, kembali dalam kondisi padat merayap. Pada titik tertentu, arus kendaraan terpaksa berhenti beberapa saat untuk kemudian berjalan pelan lagi.
Baca juga: Pjs Wako Bukittinggi Terima 26 Sertifikat Tanah Aset Pemko dari BPN, Ini Tujuannya
Kondisi berbeda, jika melihat arus lalu lintas dari Bukittinggi menuju Payakumbuh. Kendaraan yang lewat relatif lengang.
Pengamatan portal ini, kemacetan di Jalur Payakumbuh menuju Bukittinggi itu, penyebabnya sangat sederhana. Yaitu, ketiadaan solusi bagi pengendara yang akan memotong jalur kendaraan yang datang dari berlawanan arah.
Misalnya, pengendara yang datang dari arah Bukittinggi, mau berbelok ke perkampungan yang ada di kawasan Lasi, Kecamatan IV Angkek, Agam Sumbar atau perkampungan yang ada di pinggang Gunung Marapi lainnya. Mereka tentu harus memotong jalur kendaraan dari arah Payakumubuh di perempatn Biaro.
Karena arus kendaraan yang padat, menyebabkan pengendara itu harus berhenti dulu sejenak hingga diberi kesempatan oleh pengendara dari berlawanan arah. Sembari menunggu kesempatan itu ada, otomatis kendaraan langsung menumpuk karena kepadatan yang tinggi baik itu yang datang searah maupun berlawanan arah.
Baca juga: Pjs Wako Bukittinggi Tinjau Pelaksanaan Gebyar Pelayanan Dukcapil Prima, Ini Arahannya
Hal ini kemudian juga terjadi di perempatan Canduang ataupun di Pasar Baso yang menuju arah Kota Batusangkar. Macet makin parah, ketika kendaraan juga saling bertemu dari warga yang hendak ke Bukittinggi dari perkampungan yang ada di sisi Utara seperti Nagari Panampuang, Koto Baru, Salo, Kamang Hilia, Kamang Mudiak, Koto Tangah dan lainnya.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- 5 Fraksi DPRD Bukittinggi Tolak Anggaran Sky Walk dan Lanjutan Pembangunan Stasiun Lambung di KUA PPAS 2025
- Pengidap HIV di Daerah Tujuan Wisata adalah Pelaku LGBT, Ini Arahan Pjs Wako Bukittinggi
- Elqadri jadi Pj Sekda Bukittinggi, Ini Pesan Wali Kota
- Ini Calon Kepala Daerah Partai Gerindra pada Pilkada Serentak 2024 di Sumatera Barat
- Staf Sekretariat KPU Bukittinggi Dicatut jadi Pendukung Calon Perseorangan, Ini Keputusan Bawaslu Setelah Terima Laporan