Inspiration Talk #6 Komunitas Pulangkampuang: Memutus Urat Malu Tantangan Terbesar dalam Merintis Bisnis di Usia Muda
VALORAnews - Godaan terberat generasi muda lulusan perguruan tinggi yang memilih jalan untuk berbisnis, adalah melihat teman-teman yang sudah memiliki jabatan penting di perusahaan tempatnya bekerja.
"Hal itu tak lepas dari stigma masyarakat yang masih beranggapan, pekerja kantoran itu masih jadi tolak ukur keberhasilan anak-anak muda yang sudah menempuh pendidikan tinggi," ungkap Founder sekaligus Owner 'O-NE Minang', Mimi Silvia pada Inspiration Talk #6 yang diinisiasi komunitas pulangkampuang.com di aula FT UNP, Sabtu (3/3/2018).
Mimi merupakan alumnus Jurusan Komunikasi FISIP UI yang sempat berkarir sebagai jurnalis di Kontan, media cetak dari grup Kompas. Dia akhirnya hijrah jadi pengusaha, usai wawancara dengan pengusaha muda yang meledek gajinya sebulan, sama dengan pendapatan yang diperolehnya dalam sehari.
Pascamomen itu, Mimi mengaku, mulai merintis usaha sendiri. Pilihannya jatuh pada kuliner Minang yang memang sudah banyak disukai masyarakat berbagai etnis. Terlebih, keluarganya di kampung, juga memiliki memiliki usaha kuliner.
Secara perlahan, nilai omsetnya terus membesar, walau tak jarang juga menemui kegagalan saat mengirim pesanan. "Pelanggan O-NE Minang, mulai dari pejabat pemerintahan, anggota DPR, usahawan dan lainnya. Berdagang ke pejabat itu, juga butuh keberanian luar biasa," ungkap Mimi yang berjualan secara daring (online).
Mimi kenal dengan para pejabat dan pebisnis ini, tak lepas dari profesi jurnalis Kontan yang digelutinya. Melalui nomor kontak pejabat dan usahawan yang dimiliknya selama jadi wartawan itu lah, yang kemudian dijadikan calon pelanggan.
"Awalnya, hanya share produk kita melalui jejaring media sosial. Lalu, dilirik seorang Dirjen di kementrian. Dia langsung saja pesan tanpa banyak tanya. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk broadcast ke banyak orang di kontak hape," kisah Mimi bagaimana dia memulai usaha.
Dikatakan Mimi, produk unggulan O-NE Minang adalah Rendang Baluik yang dikemas dalam kemasan alumunium foil. Juga ada ikan bilih dan penganan khas Minang lainnya.
"Produk makanan khas Minang itu sudah teruji. Yang belum itu adalah keberanian kita yang masih muda ini, untuk memutus 'urat malu' dalam menjualnya," terang Mimi membagikan kisahnya dalam berjualan.
Walau usaha ini baru dirintis sejak 20 Agustus 2016 lalu, Mimi mengaku bisa lebih lega dewasa ini. Karena, penghasilannya sudah bisa melebihi saat dirinya masih jadi karyawan. "Saya memang masih merahasiakan berapa pendapatan saya. Yang pasti, sudah lebih besar dari saat jadi karyawan," kata Mimi yang asli Batusangkar, Kabupaten Tanahdatar ini.
Pengalamannya merintis usaha serta saat beraktivitas jadi jurnalis, membuat Mimi paham betul dengan arti pertumbuhan ekonomi. "Pernyataan menteri yang menyatakan terjadi pertumbuhan ekonomi, ternyata di tingkat masyarakat, tak begitu terasa," terangnya.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
- Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
- BPKH Hajj Run 2024 Diikuti Peserta dari Berbagai Provinsi di Indonesia
- Ketua Perwosi Sumbar Beri Penghargaan Khusus untuk Atlet dan Pelatih Wanita Berprestasi di PON dan Peparnas 2024
- Sumbar Kirim 57 Atlet untuk Berlaga Peparnas XVII Jawa Tengah, Dua Emas jadi Target
Pjs Bupati Agam jadi Instruktur Olahraga Rabu Pagi, Ini Pesannya
Olahraga - 20 November 2024
Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
Olahraga - 16 November 2024
Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
Olahraga - 10 November 2024