Pergerakan Harga Sumbar Disumbang Kota Padang dan Bukittinggi
VALORAnews - Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan Sumbar pada Desember 2017 mengalami peningkatan atau inflasi sebesar 0,68% (mtm) setelah sebelumnya inflasi sebesar 0,46% (mtm). Secara spasial bulanan, pergerakan harga Sumbar disumbang Kota Padang dan Bukittinggi yang masing-masing mencatatkan inflasi 0,72% (mtm) dan 0,37% (mtm).
"Kondisi tersebut menjadikan Kota Padang sebagai kota dengan inflasi tertinggi ke-36 dan Bukittinggi sebagai kota dengan inflasi terendah ke-7 dari 82 kota/kab sampel inflasi di seluruh Indonesia," ungkap Wakil Ketua Tim Koordinasi/Ahli Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumbar, Endy Dwi Tjahjono dalam siaran pers yang diterima.
Dikatakan Endy, pergerakan harga pada Desember tersebut sejalan dengan nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,71% (mtm). Sementara, laju inflasi tahunan (%yoy) dan tahun berjalan (%ytd) pada akhir tahun bernilai sama yaitu Sumbar sebesar 2,03%, berada di bawah inflasi nasional sebesar 3,61%. Laju inflasi bulanan (mtm) Sumbar pada Desember 2017 merupakan yang tertinggi ke-21 dari 33 provinsi secara nasional.
"Inflasi bulanan Sumbar disumbang oleh kenaikan harga kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food), kelompok barang yang diatur pemerintah (administered price) dan kelompok inti (core)," terangnya.
Pada kelompok volatile food, inflasi Desember 2017 tercatat sebesar 2,06% (mtm) dengan laju yang meningkat dibandingkan dengan inflasi November 2017 sebesar 1,33% (mtm). Kenaikan harga pada kelompok ini disumbang kenaikan harga cabai merah, tongkol/ambu-ambu, daging ayam ras, telur ayam ras, beras dan jengkol dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,27% (mtm); 0,08% (mtm); 0,04% (mtm); 0,04% (mtm); 0,03% (mtm); dan 0,02% (mtm).
Kenaikan harga cabai merah disebabkan oleh terbatasnya hasil panen di sentra produksi baik di Sumbar maupun di Jawa disertai gagal panen akibat tingginya curah hujan sehingga cabai merah menjadi cepat busuk. Kenaikan harga tongkol/ambu-ambu disebabkan oleh turunnya hasil tangkapan nelayan akibat gangguan cuaca.
Kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras dan jengkol terjadi seiring dengan tingginya permintaan menjelang liburan natal dan tahun baru. Gangguan pasokan beras turut memicu kenaikan harga beras sebagai dampak tidak optimalnya penjemuran gabah akibat tingginya curah hujan di beberapa daerah sentra produksi.
Kenaikan harga lebih lanjut kelompok volatile food sedikit tertahan dengan turunnya harga apel, daging sapi, daun bawang, bayam dan wortel dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Baca juga: Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
Kelompok barang yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi sebesar 0,28% (mtm), meningkat tipis dari sebelumnya inflasi sebesar 0,24% (mtm). "Inflasi kelompok administered price disumbang oleh kenaikan bahan bakar rumah tangga dengan andil inflasi sebesar 0,04% (mtm) sebagai dampak kenaikan harga LPG di tingkat pedagang pengecer," terang Endy.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
- Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
- BPKH Hajj Run 2024 Diikuti Peserta dari Berbagai Provinsi di Indonesia
- Ketua Perwosi Sumbar Beri Penghargaan Khusus untuk Atlet dan Pelatih Wanita Berprestasi di PON dan Peparnas 2024
- Sumbar Kirim 57 Atlet untuk Berlaga Peparnas XVII Jawa Tengah, Dua Emas jadi Target
Pjs Bupati Agam jadi Instruktur Olahraga Rabu Pagi, Ini Pesannya
Olahraga - 20 November 2024
Ribuan Warga Padang Ikuti Senam Golkar Bersatu di GOR Agus Salim
Olahraga - 16 November 2024
Sumbar Kirim 170 Anggota Ikuti Pra-Popnas, Ini Pesan Audy Joinaldy
Olahraga - 10 November 2024