Inilah Tips dari Bu Septi untuk Jadi Ibu Rumah Tangga Profesional
Tujuannya, terang dia, melatih anak untuk bisa bertanggungjawab dengan pilihan yang dilakukan. Jika mengambil satu piring penuh nasi, maka orang tua harus mengingatkan bahwa nasi berikut lauk pauknya yang diambil, harus dihabiskan.
"Alhamadulillah, jika kami makan ke restoran, saya dan bapak tak seperti keluarga kebanyakan yang harus menyuapi anak lebih dulu, kemudian menghabiskan sisa makan mereka. Kami kalau ke restoran, menikmati hidangan yang dipesan secara bersama-sama. Kami makan bareng sembari ngobrol bersama," tukas Septi.
Melelahkan kah? Bu Septi mengaku, mengasuh anak itu memang pekerjaan melelahkan sekaligus butuh keahlian mumpuni. Karena, setiap anak adalah unik dengan karakternya masing-masing. Untuk itu, orang tua harus mampu mendeteksi keunikan dan karakter anaknya, lalu menyalurkan jadi kegiatan positif.
"Resep agar tidak lelah dan akhirnya jadi bosan, wanita yang full jadi ibu rumah tangga sebaiknya memanjangkan durasi kegiatan yang dianggap menyenangkan. Sedangkan yang bikin mumet dan jengkel, biarkan saja dulu sampai suasana hati kembali jadi lebih tenang dan rileks," terang Bu Septi berbagi tips. Hal ini juga berlaku bagi wanita yang berkarir namun tetap fokus mengurus anak dan rumah tangga.
"Memanjangkan durasi hal-hal yang menyenangkan ini bertujuan, untuk tetap membuat kita sebagai ibu terbaik di mata anak-anak. Rumah tangga adalah stage (panggung) kehidupan dimana orang tua dan anak-anak terlibat aktif di dalamnya. Anak-anak kita, selayaknya hanya mendapat yang baik-baik saja di panggung itu," terangnya.
"Jika ada kekesalan yang mesti ditumpahkan, maka tempatnya itu, ya di back stage (belakang panggung-red). Bisa itu di kamar mandi atau tempat tertentu di dalam rumah. Yang penting, anak-anak hanya mendapatkan hal-hal baik saja dari orang tuanya," tambah Bu Septi.
Agar bisa jadi ibunda super, IIP telah merumuskan sejumlah tahapan yang mesti dijalani wanita yang memilih untuk jadi ibu rumah tangga ketimbang berkarir di luar rumah. Pertama, jadi bunda sayang, kemudian jadi bunda cekatan, lalu jadi bunda produktif untuk selanjutnya, jadi bunda shaleha.
"Jika semua tahapan itu berhasil dilalui dengan sukses, maka akan tercipta 'A' Team Home yang pada akhirnya membentuk komunitas unggul serta akhirnya jadi rahmat bagi semesta alam," terang Bu Septi.
Agar tak menoton, tambah Pak Dodik, setiap keluarga harus konsisten menjalankan tiga pilar IIP yakni makan bersama, bermain dan mengobrol. "Ketiga pekerjaan yang menyenangkan ini, sebenarnya tampak sepele. Tapi, mampu membuka sekat-sekat di antara anggota keluarga. Sehingga, akhirnya mampu melahirkan generasi unggul," terang Pak Dodik di sesi tanya jawab.
"Mendidik anak itu bukan membuat mereka bisa menjawab 1000 pertanyaan yang jawabannya sudah diketahui, melainkan membuat anak bisa bertanya 1 pertanyaan yang membuat mereka menemukan 1.000 pengetahuan."
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro