Ansor Padangpariaman Minta Penamaan Tarok City Ditinjau Ulang
VALORAnews - Pemerintahan Kabupaten Padangpariaman yang belakangan ini gencar mempromosikan pembangunan kawasanTarok City yang berada di Kecamatan 2 X 11 Kayutanam, perlu ditinjau ulang. Karena ada kerancuan dalam pemberian nama dan jauh dari nilai-nilai kultur yang ada di masyarakat.
Hal itu diungkapkan Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Padangpariaman, Zeki Aliwardana, Selasa (11/7/2017) di Parikmalintang. Menurut Zeki kerancuan tersebut terlihat dari penamaan istilah city yang ditempatkan setelah nama Korong Tarok.
"Dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia karangan John M Echols - Hassan Shadily, halaman 114-115 disebutkan city berarti kota. Berarti Tarok City maksudnya Kota Tarok. Sedangkan Tarok sendiri hingga kini masih merupakan kawasan hutan atau peladangan rakyat," terangnya.
"Katakanlah kawasan tersebut dirancang dengan berbagai peruntukan lahan, sehingga nantinya bakal ramai, menjadi kota, tetap saja istilah itu kurang tepat dengan kultur masyarakat di Padangpariaman," tambah Zeki yang didampingi sekretarisnya, Alfa Anwar.
Baca juga: Ansor Padang Gelar Buka Bersama dan Serahkan Santunan untuk Anak Yatim Piatu
Menurut Zeki, di kawasan tersebut bakal dibangun sejumlah perguruan tinggi negeri, lembaga pendidikan dan pelatihan, rumah sakit dan sebagainya. Sehingga, kawasan ini bakal menjadi sebuah kota. "Kenapa harus menggunakan istilah asing, seolah-olah kita bangga dengan istilah asing tersebut," katanya.
Seharusnya, Pemkab Padangpariaman menggunakan istilah lokal sesuai dengan kultur Padangpariaman sendiri. Misalnya, Kampung Tarok atau ada istilah lain yang sesuai dengan nilai-nilai budaya Padangpariaman.
"Soal mau jadi kawasan moderen, kota, ya silakan saja. Bahkan di kota besar seperti Jakarta sendiri, masih ada nama kawasan menggunakan kata kampung. Misalnya Kampung Rambutan," tukas Zeki.
Zeki juga mencontohkan penggunaan istilah los lambuang di Pasar Kuraitaji. Tidak menggunakan istilah Pujasera atau kawasan kuliner yang terkesan mentereng. Dengan istilah los lambuang yang sesuai dengan budaya lokal, malah jadi ikon bagi orang di luar Pariaman.
Baca juga: 45 Peserta DTD Ansor Bukittinggi Dibaiat; Patuhi Ulama dan Jaga NKRI jadi Komitmen Bersama
"Setiap orang yang datang ke daerah ini, selalu ingin tahu dan merasakan suasana dengan los lambuang," terangnya.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Nurnas Serahkan Alsintan untuk 37 Keltan dari 11 Nagari di Padangpariaman
- Hakim MK Nyatakan Gugatan Tri Suryadi-Taslim Lewat Tenggang Waktu
- JKA Sosialisasikan Empat Pilar ke Kader Ansor Sumbar
- Wasekjen Ansor: Ketum Jadi Menag, Ansor Jadi Sorotan
- Optimistis Raih Anugerah KIP, III Koto Awua Malintang Siapkan Branding Nagari