Kenaikan Tarif Listrik Dorong Inflasi Sumbar Selama Ramadhan
Bertolak belakang dengan dua kelompok tersebut, kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) masih berlanjut mencatatkan penurunan harga (deflasi) sebesar 0,58% (mtm) meskipun tidak sedalam deflasi Mei sebesar 0,87% (mtm).
Deflasi kelompok volatile food utamanya disumbang oleh turunnya harga cabai merah, beras, bawang putih dan jeruk dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,25% (mtm); 0,10% (mtm); 0,05 % (mtm); dan 0,02 % (mtm).
Melimpahnya pasokan cabai merah merupakan dampak berlanjutnya panen di berbagai sentra produksi baik di Sumatera Barat maupun daerah lain di Sumatera dan Jawa. Selain itu, banyaknya kegiatan pasar murah yang dilakukan instansi terkait selama Ramadhan serta telah efektifnya kerja Satgas Pangan yang dipimpin Kepolisian Daerah Sumatera Barat.
Baca juga: Pemkab Agam Gelar Capacity Building, Hadirkan TPID Tanah Datar sebagai Narasumber
"Satgas Pangan ini efektif pula meredam gejolak harga pangan di pasar dan semakin lancar distribusi/perdagangannya," terang Puji Atmoko.
Deflasi kelompok volatile food sedikit tertahan dengan naiknya harga bayam, petai dan kangkung yang memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,03% (mtm); 0,02% (mtm) dan 0,02% (mtm).
Secara keseluruhan, kelompok volatile food, administered price dan core memberi andil bulanan masing-masing sebesar -0,15% (mtm); 0,40% (mtm); dan 0,07% (mtm) terhadap inflasi bulanan Sumbar 0,32% (mtm).
"Tekanan inflasi ke depan diprakirakan cukup moderat. Sumber tekanan inflasi utama berasal dari kelompok barang yang diatur pemerintah, khususnya dampak lanjutan kenaikan tarif angkutan udara seiring dengan masih berlangsungnya arus mudik pasca lebaran dari/ke Padang," terangnya.
"Selain itu, permintaan terhadap bahan pangan diprakirakan masih tinggi yang secara siklusnya disebabkan banyaknya acara "baralek gadang" pascalebaran," tambahnya.
Sementara itu, prakiraan cuaca BMKG pada Juli 2017 menunjukkan curah hujan pada level menengah di wilayah Sumatera Barat dan rendah di wilayah Jawa. Sehingga, diprakirakan tidak akan mengganggu proses penjemuran gabah.
Pada kelompok inti, pergerakan harga diprakirakan sedikit meningkat menjelang masuknya tahun ajaran baru. (vri)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro