Dihukum Guru, IASMA: Tak Pantas Siswa Melawan
VALORAnews - Ikatan Alumni SMAN 1 (IASMA) Bukittinggi, geram dengan berbagai pemberitaan mengenai perilaku siswa yang dinilai berlebihan, sehingga mencoreng wajah pendidikan Indonesia.
Seperti kasus siswa yang mengaku dicubit hingga gurunya disidang maupun kasus guru yang dipukul murid. Semua itu tak mengena di hati para personel IASMA Bukittinggi.
Ketua Bidang Almamater dan Komunikasi IASMA 97, Rezki Rivai meminta siswa-siswi di bekas sekolahnya itu, tak meniru tindakan berlebihan yang banyak diberitakan media massa itu.
"Tak boleh seperti itu," katanya saat memberikan bantuan beasiswa di SMAN 1 Bukittinggi, Sabtu (8/10/2016).
Baca juga: Pjs Wako Bukittinggi Terima 26 Sertifikat Tanah Aset Pemko dari BPN, Ini Tujuannya
Dahulu, kata Rezki, kenakalan siswa lebih gila dari zaman sekarang. Bedanya, angkatan terdahulu tak pernah melawan kepada guru. "Akibat nakal, saya sering dipanggil ke ruang BK. Pernah juga ditampar," kenang Rezki.
Namun, Rezki sadar, tindakan itu disebabkan kesalahannya sendiri, sehingga saat dihukum guru, ia tak pernah melawan. "Guru orang tua kita di sekolah. Jika kita dihukum, artinya mereka sayang pada kita," tambahnya.
Sebabnya, Rezki berpesan kepada siswa SMAN 1, jangan pernah melawan kepada guru karena saat dewasa nanti, kita akan sadar dengan besarnya pengorbanan seorang guru terhadap perkembangan kepribadian.
"Tak boleh ada siswa yang melawan pada guru, mereka orang tua kita disini," pesannya. (jal)
Baca juga: Pjs Wako Bukittinggi Tinjau Pelaksanaan Gebyar Pelayanan Dukcapil Prima, Ini Arahannya
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Pjs Wako Bukittinggi Terima 26 Sertifikat Tanah Aset Pemko dari BPN, Ini Tujuannya
- Pjs Wako Bukittinggi Tinjau Pelaksanaan Gebyar Pelayanan Dukcapil Prima, Ini Arahannya
- Pakaian Anak Daro dan Marapulai Kurai serta Karupuak Sanjai Ditetapkan jadi WBTb Indonesia 2024
- Kisah Pengabdian Petugas Kebersihan Jalan di Kawasan Belakang Balok, Sekolahkan Anak Hingga Sarjana
- Ratusan Personel Grib Jaya Bukittinggi Kawal Erman Safar-Heldo Aura di Debat Putaran II