Hindari Peredaran Upal, BI Dorong Masyarakat Bertransaksi Non Tunai

Senin, 01 Agustus 2016, 14:04 WIB | Olahraga | Provinsi Sumatera Barat
Hindari Peredaran Upal, BI Dorong Masyarakat Bertransaksi Non Tunai
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno bersama Puji Atmoko (Kepala BI Perwakilan Sumbar) dan jajaran, foto bersama usai pembukaan festival non tunai inklusif, di Pantai Purus Padang, Minggu (31/7/2016). (humas)
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi non tunai dalam segala kegiatan perekonomian. Karena, transaksi ini lebih aman dibanding transaksi tunai.

"Transaksi non tunai lebih aman dan terjamin, serta tercatat di bank. Sehingga terhindar dari penipuan uang palsu (upal) dan kembalian belanjaan dengan permen," kata Kepala BI Perwakilan Sumbar, Puji Atmoko dalam kegiatan festival non tunai inklusif, di Pantai Purus Padang, Minggu (31/7/2016).

Dia menambahkan, dibandingkan dengan negara lain, penggunaan transaksi pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia relatif masih rendah. Sementara dengan kondisi geografi dan jumlah populasi yang cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar untuk perluasan akses layanan sistem pembayaran di Indonesia.

Untuk itu, BI bersama perbankan sebagai pemain utama dalam penyediaan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat, memiliki visi yang sama dan komitmen yang kuat untuk mendorong penggunaan transaksi non tunai oleh masyarakat.

Baca juga: PILKADA 2024: Di Pessel, Pemilih Berkurang 555 Orang di DPT

"Non tunai tidak hanya menggunakan kredit, tetapi juga bisa dengan kartu debit dan uang elektronik," ujarnya.
Dijelaskannya, saat ini untuk pemakaian kartu ATM mencapai jumlah 130 juta kartu di Indonesia dengan transaksi perhari mencapai Rp18 triliun. Sedangkan untuk kartu kredit 18 juta kartu dengan transaksi perhari Rp794 miliar dan untuk uang elektronik 38 juta instrumen dengan pemakaian Rp18 miliar per hari.

"Kebanyakan di kota besar, untuk di Sumbar sudah ada di bus trans Padang. Selain itu untuk transfer per hari mencapai Rp430 triliun per hari dengan 102 ribu mesin ATM," jelasnya.

Puji menjelaskan, selain untuk mengencarkan transaksi non tunai, BI juga mencanangkan anti uang lusuh yang tidak layak edar. Karena, BI sering menerima uang yang disetorkan oleh bank-bank sudah tidak layak edar. Sehingga, BI menekan peredaran uang yang tidak layak edar tersebut.

"Untuk saat ini, uang yang tidak layak edar dengan kondisi lusuh yang dimusnahkan sudah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Di mana pada tahun 2014 yang lusuh sebanyak Rp7,4 triliun, 2015 sekitar Rp6,6 triliun dan 2016 di semester satu ini sekitar Rp2,9 triliun," terangnya.

Baca juga: PILKADA 2024, BAWASLU: Masyarakat jangan Takut Melaporkan Kecurangan

Dia berharap, agar transaksi meningkat dengan penggunaan non tunai. Sehingga uang lusuh yang dimusnahkan BI semakin berkurang. Tetapi, awali dengan menabung terlebih dahulu, baru gunakan transaksi non tunai.

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: