Seri Diskusi #2 Jelang Kongres V IKA Unand: Sistem Suara Terbanyak Picu Korupsi Terus Bertahan di Legislatif
Hal senada disampaikan Taslim, transaksi uang dalam berpolitik tidak bisa dipungkiri. "Kalau untuk saya pribadi, saya membantah membayar partai untuk maju," ujarnya.
Transaksi politik untuk membeli suara atau memanipulasi data, diakui Taslim, terjadi di daerah-daerah terpencil. Ia yakin, di daerah terpencil, minat orang untuk memilih kecil karena tidak begitu merasakan dampak dari pemilihan tersebut.
"Tapi kenapa partisipasi pemilih di kampung-kampung itu tinggi, karena diyakini di kampung tersebut ada transaksi uangnya," kata dia.
Baca juga: Baliho Alumni Unand Dukung Mahyeldi Curi Perhatian Publik
Sementara, menurut Alex Indra Lukman, setelah penentuan pemenang berdasarkan suara terbanyak, maka persaingan sesama caleg dalam satu adalah untuk mendapatkan suara sebanyak-banyak mungkin. Saat itulah, segala cara dimainkan oleh sebagian calon. Bagi calon yang memiliki uang yang lebih banyak, mereka mau saja membeli suara asal bisa lolos.
"Ini adalah sistem yang kita bangun, transisional tidak bisa dipungkiri. Tapi, jika kita memercayai sistem demokrasi ini, maka keberadaan partai tetap harus dipertahankan," ujarnya. (kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- DPR RI: Iven Pariwisata jadi Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Sumbar di Lajur Positif Semester I 2023
- Digugat ke PN Jakarta Selatan, BANI Yakin Putusan Majelis Arbiter Kuat
- Kembangkan Potensi Wisata Pulau Bangka, Ini Saran Selebriti Rafi Ahmad
- Ini Nama dan Lokasi 32 Bandara Internasional di Indonesia, Sebagian akan Dipangkas Menteri BUMN
- Masuk Monas Mesti Pakai JakCard, Ini Harga dan Tarif Masuk Januari 2023
Mahmud Marhaba Lantik Pengurus Provinsi dan Daerah PJS se-Gorontalo
Nasional - 12 November 2024
Fadli Zon Raih 2 Rekor MURI, Ini Alasan Jaya Suprana
Nasional - 03 November 2024