Menemukan Kesunyian Paling Syahdu di Simpang Sugiran
Menemukan Kesunyian Paling Syahdu di Simpang Sugiran
LIMAPULUH KOTA (3/12/2024) - Simpang, barangkali kata ini sangat identik dengan keriuhan lalu lintas. Hilir mudik kendaraan, bunyi kenalpot bermacam ragam, sampai sorak sorai manusia, segera melintas di kepala.
Tapi tidak dengan Simpang Sugiran. Nagari yang terletak di Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota ini sangat sunyi.
Penulis menelusuri nagari ini beberapa waktu lalu dalam rangka observasi awal, pembinaan desa wisata bersama tim Satuan Tenaga Konselor Kepariwisataan (SANAK) Sumatera Barat.
Baca juga: Nagari Pagadih jadi Nominator 10 Terbaik ADWI Tahun 2024 Kategori Kelembagaan dan SDM
Perjalanan yang berlangsung dari pagi bak membawa kami menuju relung surga yang tersembunyi.
Untuk mencapai Simpang Sugiran, diperlukan waktu sekitar setengah jam dari jalur utama Bukittinggi-Payokumbuah.
Sepanjang perjalanan aura pedesaan sangat kental terasa. Kiri kanan jalan sawah membentang. Di kejauhan bukit dengan dasar kars tampak menjulang. Rumah-rumah tua, surau-surau sepertinya masih banyak yang utuh.
Sampai di Simpang Sugiran, kami segera menuju rumah seorang perempuan sepuh yang kami panggil "mama."
Baca juga: Desa Wisata Pagadih Masuk 50 Besar ADWI Tahun 2024
Wanita ini seperti kebanyakan perempuan Minang, menaruh senyum dengan segala santun kepada sesiapa yang baru datang.
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya