Baharuddin: Jurnalis Televisi Rentan Dikriminalisasi

VALORAnews - Bupati Pasaman Barat, Baharuddin mengungkapkan, sejak tiga tahun lalu, dirinya telah menggelontorkan dana APBD sebesar Rp1 miliar per nagari.

"Saya lebih dulu dari pada keputusan nasional memberikan dana Rp1 miliar per desa. Sudah tiga tahun terakhir, kami menggelontorkan dana Rp1 miliar per nagari di Pasaman Barat," ujar Baharuddin saat seminar dalam rangka Musda IJTI II Sumbar, Sabtu (25/4/2015) di Grand Inna Hotel Padang..

Menurut Baharuddin, media televisi mampu mengubah sikap orang yang melihatnya. "Televisi punya daya hipnotis tersendiri untuk mengubah sikap orang. Beruntung para awak televisi di Sumbar, mampu meramu berita sehingga tidak punya dampak negatif bagi perubahan sikap pemirsanya," ujar Baharuddin.

Televisi bagi daerah, punya peran penting bagi informasi daerah. "Saya berharap setiap televisi di republik ini, mampu menempatkan jurnalisnya di setiap kota dan kabupaten," harap Baharuddin.

Baca juga: JEMBATAN GANTUNG Sikabu Munto Diperbaiki dengan Dana Desa Rp33,8 Juta

Bekerja sebagai jurnalis televisi juga rentan terhadap kekerasan dan intimidasi. "Bahaya sebagai pekerja televisi lebih besar dibandingkan wartawan cetak," ujar Baharuddin.

Baharuddin setuju dengan pernyataan Ketua Umum IJTI, televisi mengubah persepsi publik terhadap sesuatu. (Baca juga: Media Berperan Mengubah Perilaku Masyarakat)

"Saya bisa jadi bupati atau jadi gubernur besok ini, tidak bisa lepas dari kameraman televisi," ujar Baharuddin.

Seminar ini juga menghadirkan Ketua Umum IJTI, Yadi Indrayana dan senator asal Sumbar, Emma Yohana. Seminar ini juga digelar dalam rangkaian Musda II IJTI Sumbar. (wdi)

Baca juga: Agam Dinobatkan jadi yang Terbaik dalam Penyaluran dan Realisasi Dana Desa Wilayah KPPN Bukittinggi

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber: