Pelanggan di Parak Gadang Tersengat PLN

Senin, 20 April 2015, 20:52 WIB | News | Kota Padang
Pelanggan di Parak Gadang Tersengat PLN
Pelanggan di Parak Gadang Tersengat Listrik

VALORAnews - Para ibu rumah tangga di beberapa kounter pembayaran listrik, pada terpekik pada hari terakhir pembayaran, Senin (20/4/2015). Mereka merasa "tersengat" tagihan listrik yang harus mereka bayarkan pada bulan April ini.

"Aduh... kok bisa segini naiknya, mencapai 100 persen. Biasa bayar Rp600 ribu, pas bayar bulan ini jadi Rp1 juta," ujar Erna, seorang ibu rumah tangga, begitu keluar dari counter pembayaran di kawasan Parak Gadang, Kecamatan Padang Timur, tadi sore.

Tak hanya Erna, Ceri, ibu rumah tangga lain, juga terkejut menyaksikan lembaran tagihannya. "Kok bisa segini. Biasa bayar Rp300 ribu, bulan ini sebesar Rp600 ribu," ujar Ceri dengan nada sedikit kesal.

Bahkan, tempat pembayaran listrik di counter itu mengaku, belum bayar tagihan untuk bulan ini. "Bulan besok saja, lihat dulu trend tarif listrik bulan depan," ujarnya.

Baca juga: 10 Jurusan Paling Dicari di BUMN, Mau Kerja di PLN, Pertamina? Auto Diterima

Tarif listrik yang menyengat para ibu rumah tangga di Padang Timur ini, dikarenakan ketidaktahuan akan pola kenaikan tarif listrik yang ditetapkan pemerintah.

Menurut Komisioner Komisi Informasi (KI) Sumbar, Adrian Tuswandi, PT PLN selaku badan publik, seharusnya memberikan ruang keterbukaan informasi seluas-luasnya bagi pelanggannya untuk mengetahui soal tarif ini.

"Tarif listrik yang grafiknya naik-turun tapi lebih banyak naiknya, harus disosialisasikan dan disampaikan lewat berbagai media massa. Akan tidak asyik, kalau tahu-tahu mendatangkan keterkejutan dan kerisauan," ujar Adrian.

Sementara, Rini, ibu rumah tangga lainnya di Parak Gadang mengakui, kenaikan tarif listrik yang menyengat kaum ibu, tentu membuat mereka harus memutar otak lagi.

Baca juga: RDP dengan PLN, Nevi Zuairina: Segera Manfaatkan Potensi Energi Baru Terbarukan

"Harus putar otak, karena budget untuk listrik tidak ditambah oleh suami. Akibatnya, kebutuhan lain terpaksa tidak dibeli dulu," ujar Rini. (wdi)

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: