Sineas Minang Arif Malinmudo Kritisi Pembangunan Awning, Ini Kritikannya
Kenapa tidak diusahakan oleh pemerintah kota untuk menaikkan kelas, benar benar sampai para saudara saudara kita pedagang kaki lima memiliki toko?
Kenapa ada demo kaum pemilik toko?
Kenapa ada Demo kaum pedagang kaki lima seakan terzalimi?
Baca juga: PKL Gelar Aksi Damai Dukung Pembangunan Awning Jl Minangkabau
Apakah ini akan berujung berbicara menang dan kalah?
Apakah paradigma yang akan dimunculkan adalah kaum kaya vs kaum miskin?
Padahal bertahun tahun mereka seperti saudara, satu berjualan di dalam toko, satunya memanfaatkan emperan toko, dengan niat baik sama sama menghidupi keluarga.
Foto ini saya ambil saat melewati jalanan dari Stazione d Pisa Centrale, Italia beberapa tahun silam. Untuk menuju Menara Pisa, jalan kaki adalah pilihan paling tepat sembari melihat keindahan kota, ada yang berjualan di toko, ada juga yang berjualan kaki lima, persis sama dengan Bukittinggi.
Dua kota yang tercatat sama sama kota tua, sama sama mempertahankan "kesempatan" untuk melihat awan, langit, dan sebuah Jam Besar yang menjadi penanda waktu.
Angle foto ini sering sekali dijumpai jika berkunjung ke Bukittinggi (@erisonjkambari) berjalan di Jalan Minangkabau yang langsung dapat melihat Jam Gadang serta Gunung Singgalang.
Selera estetika setiap orang memang berbeda, selera estetika para pengambil kebijakan juga pasti berbeda.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Erman Safar Serahkan Hibah Rp5 Miliar untuk Pembangunan Masjid Jami' Mandiangin
- Bukittinggi Gelar Upacara Hari Otonomi Daerah Tahun 2024
- Bukittinggi Raih Penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan, Ini Alasannya
- BPOM Payakumbuh Sosialisasikan Pro-PN Keamanan Pangan di Bukittinggi, Ini Lokasinya
- Erman Safar Bagikan Bansos Triwulan II 2024 Sebesar Rp2,4 Miliar, Diterima Tunai oleh 4.333 RTS