Pemerintah tak Bisa Ikut Campur di Persoalan Adat

Sabtu, 17 Oktober 2015, 14:35 WIB | Wisata | Kab. Pasaman Barat
Pemerintah tak Bisa Ikut Campur di Persoalan Adat
Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam Pagaruyuang, Sultan Muhammad Taufiq Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam foto bersama dengan mempelai yang merupakan adik dari Yang Dipertuan Parik Batu, Hendri Eka Putra, di Simpang Ampek, Senin (12/10/2015). Juga hadir di momen

VALORAnews - Pemangku Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam Pagaruyuang, Sultan Muhammad Taufiq Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam mengatakan, persoalan adat tidak bisa dicampur oleh pemerintah karena sudah ada alur adat yang mengaturnya.

"Kepada seluruh ninik-mamak Pasaman Barat (Pasbar), jangan mau diadu domba oleh kepentingan tertentu, apalagi bisa memecah tatanan adat yang ada," katanya saat menghadiri acara pesta perkawinan adik Daulat Yang Dipertuan Parit Batu, Hendri Eka Putra di Simpang Ampek, Senin (12/10/2015).

Dikatakan, persoalan adat apalagi terkait kedudukan ninik-mamak, harus mengacu pada tatanan di Pagaruyung. Tidak bisa diintervensi oleh siapapun termasuk pemerintah. "Jangan campur adukkan persoalan adat dengan pemerintah. Jangan mau dipecah belah yang bisa menghancurkan tatanan adat yang ada, karena persoalan adat sudah ada yang mengaturnya, urai Taufiq Thaib.

Dikesempatan itu, Rajo Pagaruyung itu juga mengingatkan kepada seluruh ninik mamak (datuak), tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam menghadapi pemilihan serentak 2015. Menurutnya, saat ini banyak calon kepala daerah yang ingin mengambil hati masyarakat melalui pemangku adat (ninik mamak), tak terkecuali di Pasaman Barat.

Baca juga: Teknologi Informasi Makin Berkembang, Supardi: Tugas Ninik Mamak makin Berat

Bahkan, persaingan para calon kepala daerah untuk mengambil hati pemangku adat, sudah dimulai dengan berbagai macam strategi yang dijalankan. "Mari jaga kekompakan dan persatuan yang ada. Jangan terpecah belah oleh kepentingan sesaat," sebutnya.

Untuk Pilkada Pasbar, terangnya, dari sejumlah calon bupati yang ada, Syahiran yang saat ini lebih populer dibandingkan calon yang lain.

Dia mencontohkan saat Syahiran menjabat bupati periode 2005-2010. Dia tidak pernah mengganggu persoalan adat apalagi membuat ninik-ninik mamak tandingan. "Kalau persoalan adat, beliau selalu menyerahkan kepada yang berwenang yakni Pagaruyung. Pemerintah hanya sebagai mitra dan fasilitator dalam tatanan adat di daerah," sebutnya. (pl2)

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: