Pasar Modal Paling Sedikit Dikenal dan Dimanfaatkan, Yusri: Nilai Transaksi dari Sumbar Capai 9,89 T
PADANG (29/7/2021) - Berdasarkan survei literasi dan inklusi keuangan yang diselenggarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019 lalu, sektor pasar modal masih jadi sektor yang paling sedikit dikenal dan dimanfaatkan masyarakat Indonesia (di luar lembaga keuangan mikro).
"Dari 12.773 responden yang disurvei, hanya 4,92 persen yang memiliki pengetahuan memadai terkait sektor pasar modal dan hanya 1,55 persen responden yang memanfaatkan layanan jasa keuangan terkait pasar modal," ungkap Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Barat, Yusri saat jadi keynote speech pada Webinar Nasional Menjadi Investor Cerdas Bersama Lo Kheng Hong yang digelar Econand, Kamis siang.
Webinar dengan peserta lebih dari 500 orang ini, juga menghadirkan CEO MNC Sekuritas, Susy Meilina sebagai narasumber bersama Head of Unit Gadai Efek PT Pegadaian, Deni Hamzah.
Narasumber utama dalam acara yang dipandu dua orang moderator, Heni Eka Surya (Direktur Utama Econand) dan Irwan Rudiansyah (Associate Trainer Econand) yakni Lo Kheng Hong, salah seorang investor ternama Indonesia.
Baca juga: Pelepasan 27 Ekor Merpati Tandai Peresmian Kampung Pengawasan Partisipatif Bawaslu Padang
Dikatakan Yusri, di Sumatera Barat, saat ini sudah ada 23 lembaga yang bermain di pasar bursa. Yaitu, Perwakilan Bursa Efek Indonesia (1 unit), perusahaan efek (10 unit), manajer investasi (1 unit) dan bank umum sebagai APERD (11 unit).
Sedangkan upaya penguatan literasi dan edukasi pasar modal, telah terbentuk galeri investasi bursa pada 11 perguruan tinggi di Sumatera Barat. Yakni di Unand, Unidha, UNP, PNP, UPI, UIN IB, IAIN Batusangkar, MM Unand, UMSB dan Unitas Padang serta Universitas Dharmas Indonesia.
Sementara, Nomor Tunggal Identitas Pemodal atau Single Investor Identification (SID), per Mei 2021 sebanyak 5.372.094 orang. Dimana, sebanyak 62,02 persen laki-laki dan perempuan sebesar 37,98 persen. Tingkat pendidikannya, SMA (50,42%), D3 (7,87%), S-1 (37,92%) dan S-2 keatas (3,79%).
Pandemi Covid19, diakui Yusri, telah memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Mengantisipasi penurunan berlanjut, OJK melahirkan sejumlah kebijakan strategis di bidang pasar modal tahun 2020 dalam merespon dampak penyebaran Covid19 yang berfokus pada 3 aspek utama.
Baca juga: SID Pasar Modal Sumbar Terus Tumbuh, Resiko Pinjaman Fintech Lending Terjaga
Yaitu, relaksasi bagi pelaku industri, pengendalian volatilitas dan menjaga kestabilan pasar modal dan sistem keuangan dan kemudahan perizinan serta penyampaian dokumen dan pelaporan.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Polda Sumbar Pastikan Pelaku Penembakan dalam Pengawasan Tim Ditreskrimum
- 31 Ormas di Sumbar Suarakan Penolakan Politik Uang, Buya Gusrizal: Haram bagi Pemberi dan Penerima
- Jalan Balingka-Padang Lua Rusak Berat Akibat Pengalihan Jalan, Sumbar Hanya Sanggup Perbaiki 1 Km Audy Cari Dana ke Pusat
- Tol Ruas Sicincin-Bukittinggi Potensi Dialihkan jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar, Ini Alasannya
- Sesditjen Dukcapil Kemendagri Perintahkan Disdukcapil Layani Perekaman Data KTP El Hingga Hari H Pencoblosan Pilkada