Kini Suhu Terasa Lebih Dingin, Ini Penjelasan BMKG
PADANG (17/7/2021) - Kepala Stasiun BMKG Minangkabau, Sakimin menjelaskan, fenomena aphelion merupakan fenomena astronomis dimana bumi dan matahari memiliki jarak terjauh yakni 152.100.157 kilometer. Jarak terjauh ini akan mencapai puncaknya pada 6 Juli 2021.
"Suhu udara minimum (dingin) yang dirasakan masyarakat sejak sepekan terakhir, lebih disebabkan rendahnya kelembaban dan kondisi pertumbuhan awan yang menutupi permukaan bumi. Tak ada hubungannya dengan peristiwa lain," terang Sakimin dalam pernyataan tertulis yang diterima Sabtu malam.
Pernyataan ini disampaikan Sakimin, menyikapi pesan yang beredar di grup jejaring sosial dan aplikasi chat terkait pengaruh Fenomena Aphelion yang menimbulkan penurunan suhu udara minimum secara ekstrem dan antisipasi terhadap wabah pandemi Covid19.
"Masyarakat diimbau untuk tidak panik, dalam menyikapi pemberitaan mengenai 'suhu udara akan mengalami penurunan secara drastis,' namun diimbau untuk tetap menjaga kesehatan, imunitas dan protokol kesehatan dalam menghadapi kondisi pandemi Covid19 yang masih berlangsung," ungkap Sakimin sembari menyarankan masyarakat untuk terus mengikuti arahan dari stake holder terkait.
Dijelaskan Sakimin, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa, Bali, NTB dan NTT memasuki periode Musim Kemarau, dimana analisis pola angin terdapat pergerakan massa udara dari arah timur yang berasal dari Australia.
Sifat massa udara ini, kering dan dingin sehingga mengurangi pertumbuhan awan. Pada malam hari, terjadi pendinginan permukaan bumi yang lebih intens, akibat radiasi gelombang panjang dari permukaan bumi memancar langsung ke angkasa, tanpa diserap oleh uap air di atmosfer.
"Inilah yang memicu suhu udara jadi lebih dingin sebagaimana dirasakan masyarakat saat ini," terangnya.
Untuk suhu udara minimum di wilayah Sumatera Barat, dengan berdasar data yang dihimpun dari 4 titik pengukuran di stasiun-stasiun BMKG Sumatera Barat, terangnya, menunjukkan suhu udara minimum bervariasi mulai dari 17.8 C hingga 25.0 C. Dimana, kondisi suhu udara tersebut bergantung terhadap ketinggian lokasi Stasiun BMKG tersebut.
Sebagai contoh, Stasiun Meteorologi Minangkabau pada periode 1 -15 Juli 2021 memiliki variasi suhu udara minimum antara 22,4 C hingga 24,6 C dan suhu udara minimum Stasiun Geofisika Padangpanjang memiliki variasi suhu udara minimum antara 17,8 C hingga 20,4 C.
"Variasi suhu udara minimum ini masih merupakan kondisi normal untuk wilayah Sumatera Barat dan belum termasuk kategori ekstrem," terangnya.
Untuk kondisi cuaca Sumatera Barat hingga seminggu ke depan, urai dia, didominasi oleh Cerah-Cerah Berawan pada pagi-siang hari dengan potensi hujan ringan secara lokal di sebagian kecil daerah, terutama bagian tengah Sumatera Barat dengan suhu udara minimum diproyeksikan berkisar antara 21-23 C untuk di pesisir barat Sumatera Barat serta 17-20 C untuk daerah dataran tinggi. (kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
- Debat Pamungkas Pilgub Sumbar Diwarnai Saling Sindir dan Isak Tangis
- Pemprov Sumbar Bangun Sinergisitas Pemungutan Opsen Pajak Daerah
- 202 Personel Protokol Ikuti Bimtek, Ini Arahan Andri Yulika
- Pemprov Sumbar akan Bangun Kantor MUI 5 Lantai, Telan Dana Rp24 Miliar