Diserang dengan Potongan Video Debat Pilwako 2018, Ini Penjelasan Mahyeldi
"Coba lihat saat ini, betapa banyak Pak Gubernur Sumbar, merekomendasikan pembangunan untuk Kota Padang. Seperti, program abrasi pantai padang yang mencapai angka puluhan miliar rupiah. Juga pembangunan jalan-jalan di berbagai sudut kota," kata Mahyeldi yang memaknai, meninggalkan Padang (jadi calon gubernur-red) itu bukan berarti akan mengabaikan pembangunannya nanti.
"Kalau saya mencalon jadi gubernur di provinsi Riau atau provinsi lainnya di Indonesia, benar itu, saya akan meninggalkan Kota Padang ini. Jadi gubernur Sumbar, tak mungkin saya akan meninggalkan Kota Padang. Ibarat rumah, Kota Padang ini adalah ruang tamunya, etalasenya Sumatera Barat," tambahnya.
Mahyeldi juga mengisahkan, dirinya bukan satu-satunya figur yang ditawarkan partainya, PKS sebagai bakal calon gubernur pada masa penjaringan dulunya. Ada nama Wali Kota Payakumbuh, Riza Falepi yang juga seorang kader PKS.
"Partai saya melihat, tingkat penerimaan masyarakat terhadap saya lebih banyak dibanding Pak Riza (Falepi-red). Makanya, saya yang diputuskan jadi calon gubernur," terangnya.
"Berdasarkan hasil survei terakhir, lebih dari 70 persen masyarakat Kota Padang menyukai dan menyatakan akan memilih saya sebagai gubernur," terangnya.
"Sisanya, yang 30 persen tak memilih saya itu (berdasarkan hasil survei-red), mungkin kader-kader partai lainnya saja lagi," tambahnya sembari tersenyum penuh arti. (kyo)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro