Program Pengurangan Resiko Bencana Belum Ramah Kaum Disabilitas
Tanggapan lebih tegas disampaikan Ketua Pusat Studi Bencana (PSB) Unand, Prof Fauzan yang menyatakan, Sumbar sama sekali belum siap menghadapi ancaman bencana gempa dan tsunami. Hal ini berkaca pada kejadian gempa 30 September 2009.
Dimana banyak sekali korban berjatuhan karena tertimpa bangunan. Regulasi sudah dibuat, namun belum ada perubahan yang terjadi berkaitan dengan kekuatan gedung karena masih seperti yang dulu. Dibutuhkan Perda yang bisa mendesak agar bangunan-bangunan publik harus sesuai dengan aturan terbaru (SNI 2017).
Diskusi Ba'da Isya yang dilaksanakan dengan memanfaatkan aplikasi zoom meeting tersebut, berlangsung lebih kurang 3 jam, hingga Senin dinihari. Lebih dari 140 peserta bertahan karena materi yang disampaikan sangat bersentuhan dengan kebutuhan Sumatera Barat.
Dipandu dua orang moderator, Patra Rina Dewi (Kogami) dan Syafrimet Azis (JEMARI Sakato) dengan metode yang cukup interaktif, mampu menjaga ritme diskusi menjadi tidak membosankan. Peserta yang menyampaikan pertanyaan baik secara langsung maupun melalui chat aplikasi cukup banyak. Sebagian besar ikut memberikan rekomendasi-rekomendasi yang bisa memperkuat kesiapsiagaan Sumatera Barat. (kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro